Sirene serangan udara meraung di pusat kota Seoul pada hari Rabu (23/8) ketika pihak berwenang menghentikan mobil-mobil dan memerintahkan orang-orang untuk pergi ke tempat-tempat penampungan bawah tanah dalam latihan pertahanan sipil pertama Korea Selatan dalam enam tahun.
Latihan 20 menit itu, yang dimulai pada pukul 14:00 waktu setempat, ditujukan untuk "mempersiapkan evakuasi cepat jika terjadi serangan udara seperti provokasi rudal Korea Utara," kata Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan.
Saat sirene berbunyi di seluruh Korea Selatan, para pejalan kaki diperintahkan untuk pindah ke tempat-tempat penampungan terdekat atau fasilitas bawah tanah. Ada sekitar 17.000 tempat penampungan yang ditunjuk di seluruh negeri.
Di daerah yang lebih dekat dengan Korea Utara yang memiliki senjata nuklir, pemerintah menyiapkan latihan yang lebih intens, dengan pelatihan kimia, biologi, dan radiologi, termasuk instruksi untuk memakai masker gas dan memberlakukan jatah makanan darurat.
Partisipasi dalam latihan tersebut tidak wajib, namun mereka yang ikut serta mengatakan bahwa pelatihan tersebut penting untuk meningkatkan kesadaran tentang situasi keamanan di semenanjung Korea.
"Jika tentara Korea Utara tiba-tiba menyerbu, kebingungan akan menyebabkan lebih banyak korban," kata barista Ahn Tae-hong, seraya menambahkan: "Itulah mengapa kita harus berlatih dengan baik."
Choi In-ho, seorang agen perjalanan berusia 62 tahun, mengatakan latihan itu "agak merepotkan," tetapi perlu. "Kita selalu berkonfrontasi dengan Korea Utara, tapi kita selalu menganggap hal itu bukan masalah," katanya kepada AFP.
Sejumlah warga mengaku tidak peduli dengan latihan itu. Salah satu pengguna di platform media sosial X menulis: "Saya mendengar sirene jadi saya memutar musik saya lebih keras."
Latihan pertahanan sipil diluncurkan pada tahun 1969 setelah serangan oleh pasukan komando Korea Utara ke kompleks kepresidenan di Seoul. Tetapi latihan itu telah ditangguhkan sejak 2017 - awalnya karena pencairan hubungan dengan Pyongyang, dan kemudian karena pandemi COVID-19.
Surat kabar Korea Selatan Chosun Ilbo yang banyak dibaca mengatakan dimulainya kembali latihan sipil itu "mendesak" setelah berbagai bencana alam dan meningkatnya ancaman nuklir dari Korea Utara.
"Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa kemampuan rakyat Korea untuk bersiap menghadapi bencana mendekati '0'," kata surat kabar itu dalam tajuk rencana.
"Berapa banyak orang yang mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi serangan rudal dari Korea Utara, gempa bumi, atau kebakaran?."
Latihan pertahanan sipil dilakukan hanya beberapa bulan setelah pemerintah secara keliru mengirimkan peringatan evakuasi darurat ke seluruh Seoul atas peluncuran roket Korea Utara, yang memicu kepanikan yang meluas. [ab/uh]
Forum