Korea Utara mengarantina ribuan orang dan mengirim makanan serta bantuan lain ke sebuah kota di wilayah selatan negara itu yang dinyatakan tertutup untuk sementara waktu. Sejumlah pejabat Korea Utara mengatakan, Kamis (6/8), langkah tersebut diambil sebagai tanggapan terhadap kemungkinan ditemukannya sebuah kasus virus corona di negara itu.
Pyongyang masih bersikeras mengatakan belum ada satupun kasus virus corona yang dikukuhkan di negara itu. Namun pengakuan untuk pertama kalinya mengenai kemungkinan ditemukannya kasus itu, dan langkah drastis yang diambil pemerintahnya membangkitkan kecurigaan bahwa wabah virus corona telah merebak di Korea Utara.
Berbagai komunikasi yang dijalin negara itu dengan WHO, dalam beberapa bulan terakhir, juga menunjukkan kemungkinan tersebut.
Dalam sebuah laporan ke WHO yang dibaca Associated Press, Korea Utara baru-baru ini mengarantina lebih dari 3.600 orang yang menjalin kontak – secara langsung atau tidak langsung, dengan orang yang diduga tertular virus corona itu di berbagai fasilitas pemerintah selama 40 hari, kata Dr. Edwin Salvador, utusan WHO untuk Korea Utara
Salvador mengatakan, Korea Utara juga mengakui kemungkinan adanya kasus pertama di negara itu. Orang yang diduga telah tertular itu telah diuji, namun hasilnya tidak bisa dipastikan. Salvador mengatakan, WHO telah meminta Korea Utara memberikan informasi lebih jauh mengenai orang tersebut.
Salvador mengatakan, semua perbatasan internasional Korea Utara masih tutup hingga hari ini. Masker wajib dikenakan di negara itu dan semua pertemuan besar dilarang. Musim liburan sekolah juga diperpanjang. Sejak Desember, kata Salvador, Korea Utara telah mengarantina dan kemudian membebaskan 25.905 orang, 382 di antara mereka adalah orang asing.
Banyak pengamat luar meyakini virus corona telah masuk dan mewabah di Korea Utara karena negara itu menutup perbatasannya dengan China, mitra dagang terbesar Pyongyang, hanya beberapa pekan setelah kasus virus pertama terdeteksi di China. [ab/uh]