Korea Utara melepaskan beberapa tembakan yang mengenai pos keamanan Korea Selatan di wilayah perbatasan yang dijaga ketat dan memisahkan kedua negara, demikian pernyataan militer Korea Selatan hari Minggu (3/5).
Menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan belum ada laporan tentang korban jiwa dan kerusakan di pihak Korea Selatan, tetapi militer Korea Selatan membalas tembakan itu dan menyampaikan peringatan dengan pengeras suara ke seberang perbatasan.
Belum jelas apa yang memicu Korea Utara melepaskan tembakan, yang terjadi sekitar jam 7.41 pagi waktu setempat. Korea Utara tidak memberikan komentar atas insiden tersebut.
Beberapa jam setelah insiden itu, pejabat-pejabat militer Korea Selatan mengatakan yakin tembakan itu tidak disengaja. Belum jelas bagaimana mereka bisa sampai pada kesimpulan itu.
United Nations Command UNC – badan militer pimpinan Amerika yang mengawasi zona demiliterisasi – mengatakan kepada VOA, “mengetahui tentang insiden yang terjadi di sekitar Zona Demiliterisasi pagi ini.” “UNC bekerjasama erat dengan Kepala Staf Gabungan Republik Korea Selatan untuk mengkaji dan terus memantau situasi tersebut,” ujar Kolonel Lee Peters, Direktur Urusan Umum UNC.
Ditambahkannya, “UNC akan melakukan penyelidikan menyeluruh besok pagi (4/5) untuk menentukan apakah ada pelanggaran terhadap Perjanjian Gencatan Senjata dan akan memberikan laporan kepada otorita berwenang begitu penyelidikan selesai.”
Berbicara dalam program “ABC This Week” Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan tembakan itu tampaknya “tidak disengaja,” dan menambahkan bahwa “sejauh ini dapat kami sampaikan tidak ada korban jiwa di kedua pihak.”
Militer Amerika memiliki sekitar 28.000 personil di Korea Selatan, sisa-sisa Perang Korea tahun 1950an yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian formal. [em/ii]