Korea Utara menembakkan sekitar 130 artileri hari Senin (5/12) ke perairan di dekat perbatasan laut barat dan timurnya dengan Korea Selatan. Ini adalah aksi militer terbaru yang memperburuk hubungan antara kedua negara bertetangga itu.
Militer Korea Utara mengatakan penembakan itu merupakan peringatan terhadap latihan artileri Korea Selatan yang sedang berlangsung di dekat kota perbatasan Cheorwon. Korea Utara juga menyalahkan Korea Selatan atas memburuknya ketegangan.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan senjata Korea Utara, yang ditembakkan Senin sore dari daerah pesisir barat dan timur Korea Utara, jatuh di dalam sisi utara zona penyangga yang dibentuk berdasarkan perjanjian antar-Korea tahun 2018. Perjanjian itu dicapai untuk mengurangi ketegangan militer. Belum ada laporan segera mengenai peluru yang jatuh di dalam wilayah perairan Korea Selatan.
Militer Korea Selatan mengatakan pihaknya menyampaikan peringatan lisan kepada Korea Utara terkait penembakan itu dan mendesak agar Korea Utara mematuhi perjanjian tersebut. Militer Korea Selatan dan AS memantau dengan cermat aktivitas militer Korea Utara sambil memperkuat kesiagaan mereka dalam menanggapi setiap “kemungkinan,” kata Kepala Staf Gabungan.
Militer Korea Selatan sedang melakukan latihan dengan melibatkan sistem peluncuran multiroket dan howitzer dari Senin hingga Rabu, di dua tempat pengujian terpisah di daerah Cheorwon.
Penembakan Korea Utara itu juga berlangsung beberapa hari setelah Washington, Seoul dan Tokyo mengumumkan sanksi-sanksi yang lebih bersifat simbolis terhadap beberapa orang dan institusi Korea Utara yang dituduh melakukan aktivitas ilegal untuk mendanai program rudal dan senjata nuklir negara itu.
Dalam pernyataan yang dilansir melalui media pemerintah, seorang juru bicara Staf Umum Militer Korea Utara yang tidak disebutkan namanya mengatakan negara itu menginstruksikan unit-unitnya di pesisir barat dan timur agar menembakkan artileri sebagai peringatan, setelah negara itu mendeteksi puluhan proyektil Korea Selatan terbang ke arah tenggara dari daerah Cheorwon.
“Kami memperingatkan musuh dengan keras agar berhati-hati, tidak mengobarkan api eskalasi ketegangan yang tidak perlu di daerah di sekitar garis depan,” kata juru bicara militer itu.
Ini adalah pertama kalinya Korea Utara menembakkan senjata ke zona penyangga maritim sejak 3 November, sewaktu sekitar 80 peluru artileri mendarat di dalam zona penyangga Korea Utara di lepas pantai timurnya.
Korea Utara telah menembakkan puluhan rudal sementara meningkatkan demonstrasi senjatanya ke laju yang mencapai rekornya tahun ini, termasuk beberapa tes sistem rudal balistik antarbenua yang berpotensi menjangkau jauh ke daratan AS, dan rudal jarak menengah yang diluncurkan di atas wilayah Jepang.
Korea Utara juga melakukan serangkaian peluncuran jarak pendek yang disebutnya sebagai simulasi serangan nuklir terhadap sasaran-sasaran Korea Selatan dan AS, sebagai reaksi marahnya terhadap perpanjangan latihan militer bersama AS-Korea Selatan yang dianggap sebagai latihan bagi kemungkinan invasi. [uh/lt]
Forum