Korea Utara kembali meluncurkan enam buah rudal ke laut pada hari Kamis (3/11), menyusul dua lusin rudal yang telah diluncurkan sehari sebelumnya, sebagai respons amarah terhadap latihan militer gabungan yang dilakukan AS dan Korea Selatan.
Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek ke perairan di lepas pantai timurnya Kamis malam, kata militer Korea Selatan. Sebelumnya, pada hari yang sama, Korut juga meluncurkan tiga rudal, salah satunya diduga rudal jarak jauh yang memicu perintah berlindung darurat di Jepang.
Selama dua hari terakhir, Korea Utara telah menembakkan 30 rudal – yang terbanyak sejauh ini – memicu naiknya ketegangan militer di kawasan Asia Timur Laut.
Uji rudal Korea Utara itu mendorong Korea Selatan untuk mengumumkan perpanjangan latihan udara berskala besar dengan AS, yang sebelumnya dijadwalkan berakhir pada Jumat (4/11). Sekitar 240 pesawat melakukan 1.600 latihan serangan mendadak, kata pejabat AS.
Dalam sebuah pernyataan larut malam yang mengecam latihan militer tersebut, seorang pejabat senior Korea Utara menyalahkan Washington dan Seoul atas peningkatan ketegangan ke “fase yang tidak terkendali.”
“AS dan Korea Selatan akan sadar betapa tidak dapat dibatalkan dan mengerikannya kesalahan yang mereka buat,” kata pernyataan Pak Jong Chon, seorang pejabat senior di Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara.
Korea Utara memandang latihan semacam itu sebagai persiapan penyerbuan. Di sisi lain, AS dan Korea Selatan menyebut latihan itu dapat dibenarkan dan bersifat defensif.
Dengan masing-masing pihak saling menyalahkan karena meningkatkan ketegangan, tidak jelas kapan siklus provokasi saat ini akan berakhir.
Penembakan rudal Korea Utara menciptakan situasi yang sangat tegang di Jepang utara Kamis pagi. Di Prefektur Miyagi, Yamagata dan Niigata, penduduk diperingatkan untuk berlindung di dalam ruangan. [rd/jm]
Forum