Pejabat-pejabat pemilu di Kosovo telah memerintahkan diulanginya pemilu di beberapa daerah Kosovo Utara yang didominasi warga Serbia, yang terhenti akibat tindakan kekerasan oleh kelompok garis keras Serbia yang menentang pemilu tersebut.
Pemilu hari Minggu (3/11) untuk memilih anggota dewan lokal dan walikota itu merupakan pemilu pertama yang didukung Beograd untuk diselenggarakan di Kosovo sejak berpisah dari Serbia tahun 2008.
Pemungutan suara dihentikan di Mitrovica Utara setelah sekelompok laki-laki bertopeng mendobrak beberapa sekolah kotamadya yang digunakan sebagai TPS, menyerang staf pemilu dan memusnahkan materi-materi pemungutan suara. Beberapa pejabat mengatakan hasil pemilu di daerah itu akan dibatalkan. Belum ada tanggal yang ditetapkan mengulang pemilu itu.
Sekalipun dengan berbagai masalah itu, Perdana Menteri Kosovo Hashim Thaci menggambarkan pemilu itu sebagai “tonggak baru” dan “ujian penting Eropa bagi Kosovo”.
Perdana Menteri Hashim Thaci hari Rabu (6/11) bertemu dengan mitranya Perdana Menteri Serbia Ivica Dacic di Brussels untuk membahas pemilu tersebut dan bagaimana mendorong kemajuan dengan kesepakatan yang didukung Uni Eropa tentang normalisasi hubungan. Pertemuan hari Rabu diketuai oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton.
Dalam pernyataannya, Ashton mengatakan kedua pihak akan terus mewujudkan kesepakatan dengan mempercepat langkah mereka, tetapi tidak menyampaikan rincian lain.
Bulan April lalu Serbia setuju untuk mendukung pemilu Kosovo sebagai bagian dari kesepakatan yang dimediasi Uni Eropa itu. Kesepakatan itu memberi prospek perundingan bagi kedua pihak untuk bergabung dalam Uni Eropa jika pemilu lokal itu berlangsung lancar dan mendorong partisipasi warga Serbia yang signifikan di Kosovo Utara.
Pemilu hari Minggu (3/11) untuk memilih anggota dewan lokal dan walikota itu merupakan pemilu pertama yang didukung Beograd untuk diselenggarakan di Kosovo sejak berpisah dari Serbia tahun 2008.
Pemungutan suara dihentikan di Mitrovica Utara setelah sekelompok laki-laki bertopeng mendobrak beberapa sekolah kotamadya yang digunakan sebagai TPS, menyerang staf pemilu dan memusnahkan materi-materi pemungutan suara. Beberapa pejabat mengatakan hasil pemilu di daerah itu akan dibatalkan. Belum ada tanggal yang ditetapkan mengulang pemilu itu.
Sekalipun dengan berbagai masalah itu, Perdana Menteri Kosovo Hashim Thaci menggambarkan pemilu itu sebagai “tonggak baru” dan “ujian penting Eropa bagi Kosovo”.
Perdana Menteri Hashim Thaci hari Rabu (6/11) bertemu dengan mitranya Perdana Menteri Serbia Ivica Dacic di Brussels untuk membahas pemilu tersebut dan bagaimana mendorong kemajuan dengan kesepakatan yang didukung Uni Eropa tentang normalisasi hubungan. Pertemuan hari Rabu diketuai oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton.
Dalam pernyataannya, Ashton mengatakan kedua pihak akan terus mewujudkan kesepakatan dengan mempercepat langkah mereka, tetapi tidak menyampaikan rincian lain.
Bulan April lalu Serbia setuju untuk mendukung pemilu Kosovo sebagai bagian dari kesepakatan yang dimediasi Uni Eropa itu. Kesepakatan itu memberi prospek perundingan bagi kedua pihak untuk bergabung dalam Uni Eropa jika pemilu lokal itu berlangsung lancar dan mendorong partisipasi warga Serbia yang signifikan di Kosovo Utara.