Satu kota Filipina di garis depan sengketa Laut China Selatan sedang mengembangkan perlindungan binatang laut dan pariwisata alam-lingkungan atau eco-tourism, untuk membantu laut dalam pengembangbiakan kembali persediaan ikan bagi perindustrian ikan setempat yang sedang mengalami kesulitan.
"Masinloc, kota berpenduduk 49.000 orang di pantai Laut China Selatan pulau Luzon, sedang meningkatkan perlindungan terhadap ikan dan karang seluas 7.560 hektar di teluknya," kata Olive Ebido-Gregorio dari pengelolaan sumber daya pantai kota.
"Kesehatan karang di teluk itu mempengaruhi ikan yang berpindah-pindah di seluruh Laut China Selatan yang seluas 3,5 juta kilometer persegi itu dan 40 persen dari spesies laut tersebut dapat ditelusuri ke Masinloc," jelasnya.
Brunai, China, Malaysia, Taiwan, Filipina dan Vietnam mengklaim seluruh atau sebagian laut tersebut. [gp]