Pembatasan jarak yang ketat di kota Melbourne, Australia diperpanjang dua minggu. Ibukota negara bagian Victoria itu menjadi pusat penularan Covid-19 gelombang kedua. Otoritas mengatakan, pembatasan (larangan) akan dikurangi beberapa bulan mendatang jika tingkat penularan baru terus menurun. Sekitar 26.000 penularan COVID-19 dan lebih dari 750 kematian tercatat di Australia.
Kota Melbourne memberlakukan pembatasan terketat dalam menghadapi virus corona di Australia. Pembatasan yang diterapkan kembali pada bulan Juli itu diperpanjang karena jumlah kasus (penularan) COVID-19 baru belum turun secara mencukupi. Pembatasan akan tetap diterapkan hingga akhir bulan.
Perdana Menteri Victoria, Daniel Andrews memperingatkan bahwa tanpa langkah ketat ini, negara bagian itu beresiko mengalami “gelombang ketiga” penularan virus.
“Kami tidak bisa menghentikan pembatasan. Kami harus mengambil langkah-langkah yang mantap dan aman sampai mengetahui bahwa angka penularan COVID menurun ke angka normal dan memastikan bahwa setelah dibuka, akan tetap bisa dibuka seterusnya,” kata Andrews.
Akan ada sedikit pelonggaran peraturan di Melbourne, kota yang berpenduduk 5 juta jiwa itu. Peraturan jam malam akan dimulai satu jam kemudian, taman-taman bermain akan dibuka kembali dan latihan di udara terbuka akan diperbolehkan.
Perubahan lebih besar hanya akan terjadi pada beberapa bulan mendatang jika jumlah kasus harian COVID-19 yang baru terus menurun. Para pejabat mengatakan, jika penularan di bawah lima pada 26 Oktober, maka peraturan jam malam akan diakhiri.
Di luar Melbourne, di bagian Victoria lainnya, pembatasan akan dilonggarkan sedikit dan secara lebih cepat.
Puluhan orang ditahan hari Sabtu dalam protes anti-pembatasan di kota-kota besar Australia. Demonstrasi itu sebagian besar didorong oleh kelompok yang menyebarkan teori konspirasi terkait virus.
Pihak otoritas menggambarkan tindakan mereka sebagai “mementingkan diri sendiri.” Pemerintah Victoria mengatakan, mematuhi pembatasan adalah "satu-satunya pilihan" untuk mengakhiri pembatasan itu sendiri.
Victoria merupakan pusat krisis virus corona Australia, disana terjadi tiga perempat dari semua penularan dan 90% dari semua kematian di Australia.
Akibat pandemi dan penutupan banyak bisnis selama pembatasan wilayah di seluruh negeri, menyebabkan ekonomi Australia jatuh ke dalam resesi untuk pertama kalinya sejak 1991. Pengangguran meningkat, dan pihak berwenang memperingatkan bahwa pemulihan ekonomi bisa memakan waktu bertahun-tahun. [ps/jm]