Parlemen Eropa telah menyatakan mendukung pendistribusian sekitar 120.000 migran di negara-negara anggota Uni Eropa untuk memberikan bantuan bagi para pengungsi yang memadati perbatasan negara-negara Uni Eropa yang menjadi tempat pemberhentian pertama bagi para migran yang tengah mencari suaka.
Pemungutan suara para anggota parlemen Uni Eropa menyetujui keputusan itu dengan perolehan suara 372 dibanding 124, dengan 54 abstain. Langkah selanjutnya, para menteri negeri negara-negara Uni Eropa harus menyetujui rencana itu. Persetujuan dapat tercapai jika mereka dapat mengubah posisi negara-negara Eropa Timur yang menentangnya.
Kroasia mengatakan 5.600 migran telah memasuki negara mereka sejak Hungaria menutup perbatasan dengan Serbia awal pekan ini. PBB mengecam perlakuan Hungaria dan mengatakan tindakan mereka terhadap para pencari suaka tersebut "tidak dapat diterima."
Perdana Menteri Kroasia Zoran Milanovic akan membahas isu ini dengan Kanselir Austria Werner Faymann, Kamis (17/9) di Zagreb. Milanovic telah berjanji akan mengizinkan para pengungsi tersebut melewati wilayah Kroasia.
Menteri Luar Negeri Kroasia Vesna Pusic mengatakan Rabu malam bahwa Kroasia siap menyambut kedatangan ribuan pengungsi tersebut, namun tidak sanggup mengatasi arus pengungsi bila mencapai puluhan ribu.
Pemimpin PBB mengecam perlakuan Hungaria terhadap para pengungsi tersebut, Rabu (16/9). Polisi Hungaria menembakkan gas air mata dan meriam air terhadap ratusan pencari suaka di perbatasan negara tersebut dengan Serbia.
Sekjen PBB mengatakan para migran "merupakan orang-orang yang melarikan diri dari perang dan penganiayaan" dan bahwa "mereka harus diperlakukan sesuai dengan martabat mereka sebagai manusia."
Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vucic juga mengutuk apa yang disebutnya "perlakuan brutal" Hungaria terhadap para migran. Polisi bentrok selama berjam-jam dengan para migran setelah memblokir salah satu pintu masuk terbesar ke Uni Eropa.
Tapi Hungaria mengatakan keputusan mereka menutup perbatasan adalah untuk melindungi wilayah mereka dari arus masuknya migran yang mencari mata pencaharian lebih baik, bukan untuk melarikan diri dari konflik di negara asal mereka.
Hungaria mengatakan para migran mencoba menerobos pagar perbatasan, yang dianggap Hungaria membahayakan negara mereka.
Dalam kasus pertama yang melibatkan undang-undang anti-migran baru Hungaria, pengadilan setempat Rabu (16/9) menghukum seorang pria Irak yang secara ilegal melintasi pagar perbatasan dengan Serbia sehari sebelumnya, memerintahkan deportasi pria tersebut dan melarang memasuki pria tersebut memasuki Hungaria selama setahun.
Sejak Hungaria menutup perbatasannya, hampir 900 migran berdatangan ke Uni Eropa melalui ladang jagung di Kroasia.