Para pemimpin dari 10 negara Asia Tenggara pada KTT ASEAN di Filipina minggu ini, telah mengesampingkan kecaman terhadap China karena perluasannya di Laut Cina Selatan yang diperebutkan, menurut beberapa analis, merupakan sebuah tanda tentang pengaruh ekonomi dan diplomatik Beijing.
Kepala negara-negara ASEAN yang mengakhiri pertemuan puncak empat hari di Manila, Sabtu, sejauh ini, tidak mengeluarkan kecaman terhadap China. Para analis dan laporan media awal pekan ini menduga akan ada sebuah pernyataan lunak tanpa menyebutkan satu negara sebagai pembuat onar.
"Sedikit saja melawan China, misalnya mengingatkan bahwa negara itu kalah di pengadilan arbitrase dunia pada 12 Juli, terkait dasar hukum untuk klaimnya terhadap 95 persen Laut Cina Selatan, akan menjadi provokasi yang tidak perlu," kata Collin Koh, peneliti keamanan maritim di Universitas Teknologi Nanyang di Singapura.
Keengganan untuk mengkritik China menunjukkan dampak negosiasi agresif Beijing dengan masing-masing negara Asia Tenggara dan tawaran bantuan ekonomi sejak keputusan arbitrase itu. Aktivitas penjaga pantai China, reklamasi lahan dan pembangunan pangkalan militer di kawasan 3,5 juta kilometer persegi itu, sebelumnya telah menyebabkan kekhawatiran. [as]