Tim Dewan Keamanan PBB yang mengunjungi Bangladesh pada Minggu (29/4) berjanji untuk bekerja keras menyelesaikan krisis yang melibatkan ratusan ribu Muslim Rohingya, Associated Press melaporkan. Warga Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan yang dipimpin militer di Myanmar.
Para diplomat yang mengunjungi kamp-kamp dan tempat-tempat di perbatasan di mana sekitar 700 ribu warga Rohingya berlindung,mengatakan kunjungan itu merupakan kesempatan untuk melihat secara langsung situasi di sana.
Wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, mengatakan dia dan rekan-rekannya tidak akan berpaling dari krisis setelah kunjungan itu. Namun dia memperingatkan bahwa tidak ada solusi sederhana.
“Sangat penting untuk datang dan melihat semuanya di sini di Bangladesh dan Myanmar. Tetapi tidak ada solusi ajaib untuk menyelesaikan masalah ini,'' katanya dalam konferensi pers di kamp pengungsi Kutupalong di kota pesisir Cox's Bazar.
Kekerasan baru-baru ini di Myanmar dimulai ketika gerilyawan Rohingya melakukan serangkaian serangan pada 25 Agustus terhadap sekitar 30 pos keamanan dan sasaran lain.
Dalam tindakan keras yang dijelaskan oleh pejabat PBB dan AS sebagai "pembersihan etnis" itu, pasukan keamanan Myanmar dituduh melakukan pemerkosaan, pembunuhan, penyiksaan, dan pembakaran rumah-rumah warga Rohingya. Ribuan orang diyakini tewas.
Para diplomat, yang terdiri dari perwakilan lima anggota tetap Dewan Keamanan, China, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika, serta 10 negara anggota tidak tetap, berbicara dengan sekitar 120 pengungsi, termasuk korban perkosaan. [ps/ii]