Myanmar telah menerima kembali keluarga pertama pengungsi Rohingya yang pulang.
Organisasi-organisasi hak azasi mengatakan langkah itu merupakan usaha publisitas karena masalah keamanan bagi kaum Rohingya yang pulang belum ditanggulangi.
Organisasi pengungsi PBB mengatakan hari Jumat keadaan di Myanmar “belum memungkinkan pemulangan pengungsi dengan aman, bermartabat, dan dapat dipertahankan. Tanggung jawab untuk menciptakan keadaan demikian tetap di tangan pihak berwajib Myanmar dan ini harus melebihi persiapan untuk infrastruktur fisik guna memperlancar pengaturan logistik.”
Myanmar mengatakan dalam pernyataan bahwa keluarga yang beranggotakan lima orang tadi telah menyelesaikan proses pemulangan dan untuk sementara tinggal bersama sanak saudara di kota Maungdaw, dekat perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh.
Pernyataan itu mengatakan keluarga tersebut telah diberi kartu pemeriksaan nasional. Namun, kartu itu tidak menyebut mereka sebagai warga-negara Myanmar.
Para pemimpin Rohingya telah menolak kartu penduduk, dengan alasan mereka menghendaki hak kewarga-negaraan penuh bagi kaum Rohingya yang telah menghadapi penindasan di Myanmar selama puluhan tahun.
Keluarga tadi termasuk di antara kira-kira 700 ribu orang minoritas Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dari negara-bagian Rakhine, Myanmar, yang mayoritas Buddhis. [gp]