Mantan Presiden Amerika Barack Obama mendesak para pemimpin Kenya pada hari Senin (16/7) agar melupakan politik etnik yang memecah belah yang sering memicu kekerasan. Dia juga mengimbau agar mereka membasmi korupsi.
Ketika meresmikan sekolah di desa ayahnya Kogelo di Kenya barat, Obama memuji kemauan berdamai antara Presiden Uhuru Kenyatta dan pemimpin oposisi Raila Odinga tetapi dia mengatakan bahwa mereka harus berbuat lebih banyak untuk menyembuhkan perpecahan di antara 40 kelompok etnik di Kenya.
Dalam konflik etnis terburuk belum lama ini, 1.200 orang tewas dalam pertempuran menyusul pemilihan yang disengketakan yang melibatkan Odinga dan Kenyatta pada tahun 2007.
“Itu berarti tidak lagi melihat etnik yang berbeda sebagai musuh atau saingan, melainkan sebagai sekutu; dalam melihat keragaman suku bukan sebagai kelemahan tetapi sebagai kekuatan,” kata Obama, yang ayahnya adalah orang Kenya.
Presiden kulit hitam pertama Amerika, yang menjabat selama delapan tahun sebelum pemilihan Donald Trump pada November 2016 itu, berada di Kenya untuk membuka sekolah tersebut yang dikelola oleh adik tirinya Auma melalui badan amal, Yayasan Sauti Kuu. [lt]