Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu hari Rabu (18/5) dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington DC, sebuah langkah terbaru dalam proses memperbaiki hubungan antara dua sekutu NATO itu. Diplomat Turki itu akan menghadapi pertanyaan sulit terkait upaya Turki untuk memveto permohonan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi NATO.
Turki yang pernah menjadi sekutu dekat Washington, kini menyaksikan hubungannya merenggang akibat catatan HAM Turki yang buruk dan hubungan dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin.
Dukungan kuat Turki terhadap Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia menawarkan kesempatan untuk mengatur ulang hubungan AS-Turki. Para pengamat memperkirakan kunjungan Cavusoglu ke Washington akan membantu proses itu.
Namun Asli Aydintasbas, peneliti senior di Dewan Eropa memperingatkan ancaman Erdogan untuk memveto permohonan Swedia dan Finlandia untuk anggota NATO mengakibatkan kunjungan itu menjadi sulit.
“Ini tentu memperumit kunjungan itu, tetapi juga membuatnya lebih penting. Pemerintahan Biden memulai dengan kebijakan menjaga jarak, menjauhkan diri dari Timur Tengah, dan juga tidak lagi memperlakukan Turki sebagai rekan geopolitik penting dalam percaturan dunia,” tukasnya.
Erdogan hari Senin menuduh Finlandia dan Swedia mendukung organisasi teroris yang memerangi Turki. Ia merujuk pada kelompok Kurdi.
Analis memperingatkan, sikap keras Erdogan kemungkinan akan menambah kecemasan di Washington atas hubungan dekat presiden Turki dengan Putin. Selain itu, pembelian sistem rudal S-400 Rusia oleh Turki mendorong AS menjatuhkan sanksi militer kepada Ankara. [ps/jm]