Swedia, Selasa (17/5), menandatangani permohonan resmi untuk bergabung dengan NATO, sehari setelah negara itu mengumumkan akan mengusahakan keanggotaan dalam aliansi militer 30 negara itu.
Di negara tetangganya, Finlandia, para anggota parlemen diperkirakan pada hari yang sama akan secara resmi mendukung keputusan para pemimpin negara itu juga untuk bergabung dengan NATO.
Keputusan kedua negara Nordik itu, yang mengakhiri lebih dari 200 tahun kebijakan non aliansi militer Swedia dan Finlandia setelah Perang Dunia II, telah memicu kemarahan Kremlin.
Sementara sebagian besar anggota NATO ingin menyambut keanggotaan kedua negara itu secepat mungkin, Turki berpotensi memperumit rencana mereka untuk bergabung. Turki mengatakan tidak dapat mengizinkan mereka menjadi anggota karena dianggap tidak mengambil tindakan terhadap militan Kurdi di pengasingan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin (16/5), menegaskan komentarnya pekan lalu yang menyebutkan bahwa jalan kedua negara Nordik itu menuju NATO tidak akan mulus. Semua 30 negara NATO saat ini harus setuju untuk membuka pintu bagi anggota baru. Erdogan menuduh kedua negara Nordik itu menolak untuk mengekstradisi teroris-teroris yang dicari oleh negaranya.
Di Stockholm, Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde menandatangani permohonan resmi untuk bergabung dengan aliansi itu, yang katanya akan dikirim ke Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. ''Rasanya kami telah mengambil keputusan yang terbaik untuk Swedia,'' katanya saat menandatangani dokumen itu.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto tiba di Swedia untuk kunjungan resmi dua hari dan disambut oleh Raja Swedia Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia, yang mengundangnya. Niinisto dijadwalkan akan berpidato di Parlemen Swedia dengan topik yang diperkirakan berfokus pada NATO, dan bertemu dengan Perdana Menteri Magdalena Andersson.
Di Twitter, Niinisto mengatakan bahwa “waktunya sangat tepat, wilayah Nordik yang kuat dan stabil adalah tujuan kita bersama.''
Dalam konferensi pers singkat, Carl XVI Gustaf mengatakan “kunjungan ini ditandai dengan situasi serius di sekitar kita.'' Niinisto menambahkan bahwa “garis kebijakan keamanan kita telah lama serupa dan bahkan sekarang, ketika situasi menuntut, kita ambil langkah bersama.[ab/ka]