Kuwait meningkatkan level keamanan di pelabuhan-pelabuhannya hari Jumat (20/9), mengingat ketegangan di kawasan setelah serangan terhadap industri minyak Arab Saudi.
Keputusan Kuwait itu menyusul langkah angkatan bersenjatanya menaikkan level keamanan mereka setelah serangan 14 September yang memangkas produksi minyak Arab Saudi hingga separuhnya, dan membuat harga minyak melonjak tajam pekan ini.
Amerika menuduh Iran melancarkan serangan-serangan itu sementara perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara berpengaruh dunia melemah, setelah keputusan sepihak Presiden Donald Trump menarik keluar Amerika dari perjanjian itu tahun lalu. Iran membantah terlibat dalam serangan itu. Menteri Luar Negeri Iran memperingatkan serangan pembalasan terhadap Iran oleh Amerika atau Arab Saudi akan menyebabkan “perang habis-habisan.”
Pemberontak Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran mengaku melancarkan serangan itu. Akan tetapi para analis menyatakan rudal-rudal yang digunakan dalam serangan tidak cukup jauh daya jangkaunya untuk mencapai lokasi serangan dari Yaman. Rudal-rudal dan drone yang digunakan juga mirip senjata buatan Iran, meskipun para analis menyatakan perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan kaitannya dengan Iran.
Koalisi pimpinan Saudi telah berjuang melawan Houthi sejak Maret 2015 dalam perang yang banyak membawa korban.
Kantor berita pemerintah Kuwait KUNA menerbitkan keputusan mengenai pelabuhan itu hari Jumat, dengan menyebut menteri perdagangan dan industri Kuwait yang mengeluarkan keputusan itu. Khaled al-Roudhan mengemukakan keputusan itu berlaku bagi pelabuhan komersial dan fasilitas-fasilitas minyaknya. [uh/ab]