Pemerintah menerima sumbangan vaksin COVID-19 Moderna dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 3,5 juta dosis pada Minggu (1/8). Dalam jumpa pers secara virtual dari Ibu Kota Washington DC, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bantuan vaksin tersebut disalurkan melalui mekanisme multilateral fasilitas COVAX.
Pengiriman hari ini merupakan pengiriman vaksin Moderna ketiga dari AS. Sebelumnya, negara adikuasa tersebut sudah dua kali mengirim bantuan vaksin Moderna bagi Indonesia, yakni sebanyak 3.000.060 dosis pada tahap pertama dan pengiriman tahap kedua sebesar 1.500.100 dosis. Dengan demikian, Amerika telah mendonasikan total 8.000.160 dosis vaksin Moderna kepada Indonesia.
Retno yang sedang mengadakan kunjungan kerja ke Washington DC atas undangan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken menambahkan Indonesia juga akan menerima bantuan 620 ribu dosis vaksin AstraZeneca dari Inggris pada Senin (2/8).
Donasi ini diberikan melalui kerjasama bilateral. Inggris menjanjikan pengiriman vaksin AstaZeneca berikutnya namun jumlahnya belum diketahui.
"Dengan ketibaan vaksin Moderna 3,5 juta (dosis) pada hari ini, maka dalam catatan Kementerian Luar negeri, Indonesia telah menerima di titik ketibaan sejumlah 178.357.880 dosis vaksin yang terdiri dari vaksin curah sebesar 144.700 280 (dosis) dan vaksin jadi sebesar 33.657.600 (dosis). Kalau kita pilah dari sisi sumbernya, maka dari fasilitas COVAX, saat ini Indonesia telah menerima pengiriman sebesar 19.704.960 dosis vaksin secara gratis. Semuanya merupakan vaksin yang sudah jadi," kata Retno.
Retno menegaskan pemerintah akan terus bekerja keras untuk mengamankan pengadaan vaksin COVID-19 bagi rakyat Indonesia.
Dia menjelaskan mekanisme berbagi vaksin baik secara bilateral atau multilateral merupakan salah satu cara yang penting untuk dilakukan agar dunia keluar dari pandemi COVID-19.
Menurut Retno, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia(World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat lalu mengatakan dalam empat pekan terakhir, kenaikan kasus COVID-19 secara global meningkat 80 persen akibat varian Delta. Banyak negara, khususnya di Asia Tenggara, mengalami lonjakan tinggi kasus COVID-19.
Adhanom Ghebreyesus, lanjut Retno, juga menyoroti kesenjangan vaksinasi yang masih lebar di tingkat dunia.
"Minggu ini jumlah dosis yang telah disuntikkan berbanding dengan populasi di kawasan Eropa adalah sebesar 84,9 persen, kawasan Amerika Utara sebesar 82,5 persen. Sedangkan di kawasan Afrika baru 4,6 persen, dan kawasan ASEAN mencapai 21,7 persen. Indonesia sendiri hingga saat ini telah menyuntikkan lebih dari 67 juta dosis vaksin COVID-19, tepatnya 67.761.337 dosis, sekitar 24,49 persen dari total populasi Indonesia," ujar Retno.
Retno berharap dengan terus berdatangannya pasokan vaksin ke Indonesia, pemerintah dapat mempercepat program vaksinasi bagi masyarakat Indonesia. sehingga dapat menekan penyebaran virus COVID-19 dan menekan angka pasien serta kematian.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjelaskan terus berdatangannya pasokan vaksin ke Indonesia merupakan bukti nyata pemerintah terus berupaya keras untuk mendatang vaksin COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Stok vaksin yang aman sangat diperlukan untuk mempercepat dan memperluas program vakksinasi dua juta per hari sesuai dengan arahan dari Bapak Presiden pada bulan Agustus ini. Hal ini penting, karena semakin banyak penduduk Indonesia memiliki kekebalan, semakin baik dalam melawan COVID-19," ujar Muhadjir.
Muhadjir menegaskan vaksin COVID-19 yang masuk dan beredar di Indonesia telah dipastikan aman, berkhasiat, dan halal. Sehingga dia meminta semua masyarakat tidak perlu ragu untuk menerima suntikan vaksin COVID-19. [fw/ah]