Sebuah kapal muatan curah tenggelam beberapa hari setelah serangan kelompok Houthi Yaman yang diyakini telah menewaskan satu pelaut di dalamnya, kata pihak berwenang, Rabu pagi (19/6). Itu adalah kapal kedua yang tenggelam dalam serangan yang dilancarkan kelompok pemberontak itu.
Tenggelamnya Tutor di Laut Merah menandai eskalasi baru kelompok Houthi yang didukung Iran dalam kampanye mereka yang menarget pengiriman melalui koridor maritim penting itu selama perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Serangan itu terjadi meskipun Amerika Serikat melancarkan operasi selama berbulan-bulan di wilayah tersebut yang menyebabkan angkatan lautnya menghadapi pertempuran maritim paling intens sejak Perang Dunia II, dengan serangan hampir setiap hari yang menarget kapal dagang dan kapal perang.
Kapal Tutor berbendera Liberia, dimiliki dan dioperasikan oleh Yunani, tenggelam di Laut Merah, kata pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris dalam sebuah peringatan kepada para pelaut di wilayah tersebut.
“Otoritas militer melaporkan puing-puing kapal dan minyak terlihat di lokasi terakhir yang dilaporkan,” kata UKMTO. “Kapal itu diyakini tenggelam.”
Kelompok Houthi, mengutip laporan-laporan media asing di media yang mereka kendalikan, mengakui tenggelamnya kapal tersebut. Militer AS tidak mengakui tenggelamnya kapal tersebut, dan juga tidak menanggapi permintaan komentar.
Tutor diserang sekitar seminggu yang lalu oleh sebuah kapal drone Houthi yang membawa bom di Laut Merah. John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, mengatakan pada hari Senin bahwa serangan itu menewaskan “seorang awak yang berasal dari Filipina.”
Filipina belum mengakui kematian tersebut, namun pria yang berada di kapal Tutor telah hilang selama lebih dari seminggu di Laut Merah, yang mengalami panas terik di musim panas.
Penggunaan kapal drone yang berisi bahan peledak bukan hal baru. Pada tahun 2000, kapal perang AS USS Cole menghadapi serangan seperti itu dari al-Qaeda. Kapal perang tersebut saat itu berada di pelabuhan di kota Aden, Yaman, dan serangan itu menewaskan 17 orang di dalamnya.
Cole sekarang menjadi bagian dari operasi Angkatan Laut AS di Laut Merah yang dipimpin oleh kapal induk USS Dwight D. Eisenhower untuk mencoba menghentikan serangan Houthi, meskipun pemberontak terus melakukan serangan mereka.
Houthi telah melancarkan lebih dari 60 serangan yang menarget kapal-kapal tertentu dan menembakkan rudal dan drone lain dalam operasi mereka yang telah menewaskan total empat pelaut. Mereka telah menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal sejak November. Kampanye serangan udara pimpinan AS telah menarget kelompok Houthi sejak Januari, dengan serangkaian serangan pada tanggal 30 Mei yang menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya, kata pemberontak.
Pada bulan Maret, Rubymar yang berbendera Belize membawa muatan pupuk tenggelam di Laut Merah setelah terendam air selama berhari-hari setelah serangan pemberontak.
Kelompok Houthi tetap menyatakan bahwa serangan mereka menarget kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel, AS, atau Inggris. Namun, banyak dari kapal-kapal yang mereka serang memiliki sedikit atau bahkan tidak ada hubungannya dengan perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
Perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina di sana, sementara ratusan lainnya tewas dalam operasi Israel di Tepi Barat. Ini dimulai setelah militan pimpinan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. [ab/th]
Forum