Tautan-tautan Akses

Lanjutkan Serangan di Gaza, Israel Klaim Tak Ada Opsi untuk Tekan Hamas


Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant hari Minggu (28/1) mengatakan Israel “tidak punya alternatif,” selain melanjutkan dan memperdalam tekanan terhadap militan Hamas di Jalur Gaza. Berbicara dalam diskusi dengan pasukan cadangan di bagian selatan Israel, Gallant mengatakan “serangan tersebut saat ini terjadi di bagian barat Khan Younis di mana banyak teroris yang telah menyerahkan diri, demikian pula di beberapa tempat lain, dan akan terus meningkat.”

Gallant juga mengklaim Israel “tidak memiliki hak moral untuk berhenti” dalam upaya mencari sisa sandera di Gaza. "Kami harus berusaha semaksimal mungkin," kata Gallant.

Menteri Pertahanan itu juga mengomentari negosiasi mengenai potensi kesepakatan dengan Hamas, menuduh pemimpin-pemimpin kelompok militan itu ingin "mengeraskan posisi," terlepas dari apa yang dia katakan terjadi "di lapangan."

"Di antara para teroris, mereka hidup dengan mobil mewah, pesawat, dan hotel, dan mereka ingin memperkuat posisi. Mereka yang berada di lapangan tahu betul apa yang sedang terjadi," tambahnya seraya mengatakan “ratusan teroris menyerah, ribuan orang terbunuh, gudang senjata dihancurkan. Teroris menyerah hari ini, kemarin, yang berada di atas permukaan tanah dan di bawah tanah,” tambahnya.

Dua pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan tim perunding Amerika telah membuat kemajuan dalam suatu kemungkinan kesepakatan, di mana Israel akan menghentikan operasi militer terhadap Hamas selama dua bulan dengan imbalan pembebasan lebih dari 100 sandera yang tersisa.

Pejabat-pejabat, yang tidak mau disebutkan namanya untuk membahas negosiasi yang sensitif ini, mengatakan ketentuan-ketentuan yang muncul dalam kesepakatan yang belum disahkan itu akan berlangsung dalam dua tahap, dengan sisa sandera perempuan, orang tua dan sandera yang luka-luka akan dibebaskan oleh Hamas pada tahap pertama selama 30 hari.

Kesepakatan yang mungkin dicapai itu juga menyerukan agar Israel mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola Hamas, mengatakan hingga hari Minggu ini sedikitnya 26.422 orang tewas dalam serangkaian serangan darat dan udara Israel. Sementara 85% warga Gaza telah terpaksa meninggalkan rumah mereka menuju ke tempat-tempat yang lebih aman.

Di sisi lain, serangan Hamas ke bagian selatan Israel pada 7 Oktober lalu menewaskan sedikitnya 1.200 orang. Hamas juga menculik sekitar 250 orang, yang sebagian besar telah dibebaskan lewat negosiasi yang dimediasi Qatar dan Amerika. [em/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG