Islandia adalah sebuah negara kecil, hanya seperempat lebih luas daripada Irlandia atau kurang lebih sebesar negara bagian AS, Ohio. Islandia terletak di ujung Lingkaran Kutub di Atlantik Utara. Sebagian besar dari 300.000 warga Islandia tinggal di atau sekitar ibukota negara tersebut, Reykjavik. Tapi melalui mata seorang fotografer lanskap Feodor Pitcarin, Islandia tampak seperti sebuah planet terpencil dari galaksi lain.
Keindahan negara kecil ini adalah tema sebuah pameran foto baru. Tidak ada orang di foto yang diberi nama "Primordial Landscapes: Iceland Revealed," hanya ada api, es, sedikit kehidupan dan keajaiban alam.
Pitcarin berkunjung ke Islandia untuk pertama kalinya pada tahun 2011, dan terpikat dengan lanskapnya yang indah.
"Garis pantai yang terjal, pegunungan berapi, mata air panas, lapangan es dan lain sebagainya," ujarnya. "Setiap kali kembali ke sana, saya semakin merasa kerdil dibandingkan dengan alam."
Waktu adalah segalanya
Pitcarin mengatakan rahasianya menangkap kekuatan alam tersebut lewat kameranya adalah waktu.
“Dalam satu hari saya mungkin menemukan sekitar belasan lokasi, yang menurut saya pantas untuk saya datangi dan menunggu cahaya yang tepat, kondisi yang tepat dan perubahan awan dan angin yang mendadak," ujarnya.
Islandia adalah suatu negara dengan 30 sistem gunung berapi aktif. Pitcarin menunggu selama setahun untuk mengambil foto satu gunung berapi yang meletus. Ia menghabiskan dua minggu pada bulan Agustus lalu, meneliti peta seismik hingga tanah mulai bergetar. Pitcarin segera berada di udara dan daratan sementara lava mengalir dari Bardarbunga, gunung berapi terbesar di pulau tersebut.
“Seperti pemandangan jaman purba. Ada gumpalan besar abu yang melintasi ruangan terbuka yang sangat luas ini," ujarnya. "Dan di belakangnya, kita bisa melihat api linear dari gunung api ini yang menyebabkan keretakan yang sangat panjang."
Lahan cantik
Foto-foto Pitcarin sepertinya menangkap perubahan geologi yang membentuk lanskap Islandia, kata pengelola pameran Jill Johnson di Smithsonian National Museum of Natural History.
“Kita melihat proses ini langsung dan contohnya ketika satu gunung berapi meletus, kemudian kita melihat daratan baru," ujarnya. "Dan apa yang kemudian hidup di sana? Apa yang mengambil alih? Tanaman apa yang tumbuh? Kita lihat gletser mencair perlahan dan kemudian lanskap apa yang terlihat?"
Pitcarin mengatakan foto-foto di "Primordial Landscapes" bukan sekedar foto-foto cantik.
“Saya mencoba menangkap sesuatu yang menggugah, sesuatu yang beresonansi dengan jiwa manusia,” ujarnya.
Foto-foto ini beresonansi dengan pengunjung museum Laima Lenge. Ia mengatakan foto-foto tersebut mengubah pemahamannya tentang Islandia, tempat yang ingin dia kunjungi suatu hari nanti.
“Alam yang ditampilkan di sini sangat luar biasa," ujarnya. "Saya terinspirasi untuk kembali berhubungan dengan alam."
Konservasi arktik
Pada bulan April, Amerika Serikat memulai masa kepemimpinan Dewan Arktik selama dua tahun, forum multi nasional yang membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara Arktik atau kutub dan penduduk asli kawasan tersebut.
“Yang terjadi di kutub berdampak bagi mereka di luar kawasan kami," kata Gunnar Bragi Sveinsson, menteri luar negeri Islandia. "Sebagai pengurus kutub, delapan negara Arktik mempunyai peran khusus dan tanggungjawab besar."
Smithsonian National Museum of Natural History juga akan berkontribusi. Direktur museum Kirk Johnson mengatakan, “Kami akan mulai menekankan hubungan dengan kutub melalui pameran-pameran seperti 'Primordial Landscapes: Iceland Revealed,' program publik dan simposium penelitian."
Pameran ini menampilkan rasa penasaran tentang Islandia dan pentingnya melindungi alam di manapun.