Tokoh nasionalis Perancis, Marine Le Pen, bertekad mengutamakan Perancis ketika meluncurkan pencalonan dirinya sebagai presiden hari Minggu (5/2). Ia menyuarakan tentangannya terhadap globalisasi.
"Proyek kita, adalah kepercayaan rakyat yang besar. Kita tidak mengabdi kepada siapapun, kecuali rakyat. Kita tidak mempunyai klien yang harus dipertahankan, tidak ada teman yang harus kita beri ucapan terima kasih, tidak ada kekuatan keuangan untuk dirayu, dan kita tidak perlu memohon kepada negara asing," ujarnya.
Le Pen selama bertahun-tahun menjadi pejabat Partai Fron Nasional yang vokal, dan terus meraih popularitas sementara Perancis kembali menjadi korban serangan teroris, yang mendorong pemilih beralih ke kebijakan nasionalis dan populis. Le Pen dalam beberapa bulan terakhir telah menyerukan larangan cadar bagi perempuan Muslim dan kippah bagi Yahudi di tempat-tempat umum.
Ia juga menyatakan tentangannya terhadap imigrasi karena alasan ekonomi, mengikuti klaim Presiden Amerika Donald Trump bahwa imigran meminta tunjangan kesejahteraan, dan menggunakan uang rakyat secara tidak adil.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Le Pen mengantongi cukup dukungan untuk memenangkan putaran pertama pemilihan presiden (pilpres) Perancis, tetapi dukungan itu tidak cukup untuk membuatnya memenangkan pilpres putaran kedua yang dijadwalkan 7 Mei. [ka/ii]