Arab Saudi, Sabtu, menangkap lebih dari 400 orang, umumnya warga negara Arab Saudi, yang diduga memiliki hubungan dengan ISIS.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan melalui pernyataan yang dilaporkan kantor berita pemerintah SPA, penangkapan ini adalah bagian dari operasi besar untuk mencegah serangan-serangan ISIS terhadap masjid, misi diplomatik, pasukan keamanan dan fasilitas pemerintah di provinsi Sharurah.
Pengumuman ini muncul satu hari setelah serangan ISIS terhadap sebuah pasar yang ramai di propinsi Diyala, Irak timur, yang menewaskan 115 orang.
Kementerian Dalam Negeri menuduh mereka yang ditangkap hari Sabtu terlibat dalam dua aksi pemboman bunuh diri pada bulan Mei lalu yang menewaskan hingga 25 orang di masjid-masjid Muslim Syiah di wilayah timur negara itu yang kaya minyak.
Seorang warga negara Arab Saudi, dilaporkan dengan dibantu beberapa lainnya, meledakkan dirinya di sebuah masjid Syiah dan menewaskan 27 orang pada bulan Juni.
Pemerintah juga menuduh mereka terlibat penembakan pada bulan November tahun lalu yang mengakibatkan delapan orang tewas di desa al-Ahsa, Arab Saudi timur.
Siaran TV pemerintah Saudi membacakan nama-nama yang diduga para pentolan sel-sel ISIS yang ditangkap dalam sebuah operasi keamanan, sambil memperlihatkan foto-foto mereka dan menjelaskan kegiatan teror yang dilakukan.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi, Jenderal Mansour Ben Turki mengatakan kepada wartawan bahwa mereka yang ditangkap terlibat dalam beberapa serangan tertentu, sementara sebuah kelompok lainnya terlibat dalam merekrut agen-agen untuk menyebarkan apa yang dikatakannya ideologi ISIS yang “menyimpang.” Dia menambahkan bahwa yang lainnya terlibat dalam merencanakan berbagai serangan di masa mendatang.
Juru bicara keamanan Bassam Attiya mengisyaratkan bahwa sebagian besar dari mereka yang ditangkap merupakan anggota “sleeper cell” atau sel rahasia di dalam Arab Saudi, dan berhubungan langsung dengan para perekrut atau para pemimpin ISIS di luar Saudi. Dia berkeras bahwa tujuan utama mereka adalah mengipaskonflik sektarian dan menciptakan kekacauan.
Attiya menambahkan bahwa pasukan keamanan Saudi juga telah menggagalkan berbagai serangan ISIS terhadap sasaran lain, termasuk enam masjid, sebuah kantor misi diplomatik asing, dan beberapa bangunan keamanan.
Operasi keamanan itu diumumkan 48 jam setelah sebuah bom mobil meledak di luar penjara berkeamanan tinggi di ibukota, Riyadh. Surat kabar Al Hayat milik Saudi melaporkan bahwa pelakunya menewaskan pamannya, yang merupakan seorang kolonel dalam pasukan keamanan itu, sebelum melancarkan serangan bom mobil tersebut.
Seorang pakar intelijen terkemuka Saudi, Adel Mohsen, mendesak para orangtua untuk mendengarkan anak-anak mereka untuk mencari tahu apa yang mereka pikirkan, untuk mencegah serangan teroris di masa mendatang.
Belum jelas kapan ke-431 laki-laki yang kini dalam tahanan pemerintah itu ditangkap. Media Saudi telah melaporkan sejumlah penangkapan atas agen-agen ISIS dalam beberapa pekan ini, dan sebagian dari mereka mungkin termasuk dalam ke-431 orang tersebut.