Organisasi-organisasi bantuan di Burma memuji tindakan pihak berwenang dalam menangani akibat gempa yang menghantam negara ini pekan lalu.
Gempa berkekuatan 6,8 pada skala Richter mengguncang daerah terpencil dekat perbatasan Birma timur dengan Laos dan Thailand, Kamis malam. Getarannya terasa sampai di Bangkok dan Hanoi.
Ratusan rumah, sekolah, dan biara di negara bagian Shan hancur atau rusak. Negara bagian Shan adalah tempat bermukim suku minoritas Shan.
Organisasi-organisasi kemanusiaan bergegas mengirim pasokan darurat ke daerah bencana itu. Tetapi, tidak seperti pada bencana-bencana terdahulu, kali ini mereka terkesan dengan tanggapan pemerintah.
Chris Herink adalah direktur World Vision setempat, sebuah organisasi bantuan Kristen yang memiliki staf yang tinggal di dekat daerah yang terkena gempa. Herink mengatakan Departemen Bantuan dan Pemukiman Birma menghubungi mereka untuk minta bantuan darurat.
"Segera setelah gempa, mereka mengajukan permohonan kepada World Vision untuk menyediakan makanan dan air. Departemen Kesehatan minta tablet pemurnian air. Sebenarnya kami lakukan ini atas permintaan mereka. Jadi, sangat positif bahwa mereka tidak hanya mengandalkan kemampuan mereka sendiri, tetapi juga keahlian dan sumber daya dari mitra-mitra lain untuk membantu dalam mengatasi akibat gempa ini,” ujar Herink.
Herink mengatakan World Vision dapat dengan cepat memberikan pangan dan air bagi lebih dari 1.000 penduduk desa yang tidak punya tempat tinggal akibat gempa serta menyediakan bahan-bahan untuk ratusan tempat penampungan sementara.
Pihak berwenang Burma mengizinkan World Vision dan kelompok-kelompok bantuan lain serta PBB mengevaluasi dengan cepat daerah-daerah yang paling parah terkena gempa di Tachileik, Tarlay dan Mong Lin.
Organisasi-organisasi kemanusiaan mengatakan mereka juga berbagi informasi tentang korban tewas dan kerusakan prasarana lebih cepat dibanding pada bencana-bencana terdahulu.
Elisabeth Byrs adalah Juru Bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Jenewa. Ia mengatakan pihak berwenang di Burma bereaksi cepat dan efisien terhadap keadaan darurat di sana. Byrs mengatakan, "Sejak bencana besar terakhir di Burma, saya kira sedikit demi sedikit pemerintah mengerti apa yang dapat dilakukan oleh PBB dan LSM bagi mereka dan jenis bantuan netral dan tidak pilih-kasih yang dapat mereka berikan kepada penduduk.”
Para pekerja bantuan mengatakan perhatian sekarang di daerah bencana gempa adalah menyediakan air minum bersih. Gempa tersebut merusak tangki-tangki penyimpan air dan pipa-pipa, menyebabkan persediaan air setempat tercemar.
Burma juga sedang memasuki musim hujan yang meningkatkan risiko tanah longsor yang akan memperumit upaya bantuan.