Sedikitnya lima orang tewas ketika pasukan keamanan Irak menggunakan peluru tajam hari Senin (4/11) untuk membubarkan demonstrasi di Baghdad, kata polisi dan pejabat rumah sakit.
Pasukan keamanan itu melepaskan tembakan ke arah demonstran yang berusaha mendekati kantor Perdana Menteri dari jarak 500 meter. Tentara sebelum ini menggunakan gas air mata dan tembakan peluru karet untuk mencegah demonstran mendekati kantor itu.
Sedikitnya 250 orang tewas sejak dimulainya aksi unjuk rasa anti-pemerintah tanggal satu Oktober lalu.
Sementara itu, kemarin, pasukan keamanan menewaskan sedikitnya empat orang di kota suci Irak Karbala, setelah sekelompok orang berusaha memanjat tembok konsulat Iran, kata pejabat Irak.
Para demonstran itu berkumpul di luar konsulat itu hari Minggu malam dan meneriakkan “Iran, keluar! Karbala adalah kota bebas.”
Sebelum penembakan, para pejabat mengatakan pengunjuk rasa melemparkan berbagai benda lewat tembok dan berusaha membakar konsulat itu.
Puluhan ribu orang demonstran anti-pemerintah berkumpul di Lapangan Tahrir di Baghdad dalam beberapa hari terakhir, dan juga di bagian selatan Irak, yang mengakibatkan ditutupnya pabrik, sekolah dan universitas serta pasar.
Aksi protes itu dilancarkan untuk mengecam sistem politik yang diberlakukan sejak invasi Amerika tahun 2003 untuk menggulingkan Saddam Hussein.
Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi menyerukan supaya semua kantor, pabrik dan pasar yang ditutup dibuka kembali, karena ancaman atas fasilitas minyak dan penutupan jalan-jalan utama telah mengakibatkan kerugian jutaan dollar dan mengakibatkan naiknya harga-harga barang. (ii/jm)