Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Selasa (18/8), dalam sebuah pidatonya di televisi mengatakan, ia memutuskan untuk melonggarkan lockdown di ibu kota, Manila, dan empat provinsi di sekitarnya. Duterte mengungkapkan, keputusan itu diambil untuk memulihkan perekonomian yang terpukul hebat sejak wabah virus itu merebak.
Banyak bisnis, termasuk pusat perbelanjaan dan restoran dan gereja akan diizinkan mulai kembali beroperasi sebagian, Rabu. Pembukaan itu akan berlangsung dengan disertai sejumlah pembatasan ketat, termasuk kewajiban mengenakan masker dan menjaga jarak.
Duterte menutup kawasan metropolitan Manila dan empat provinsi sekitarnya, Bulacan, Cavite, Laguna dan Rizal, dua pekan lalu setelah sekelompok dokter terkemuka di negara itu memperingatkan bahwa semua rumah sakit kewalahan menangani pasien Covid-19 dan memerlukan jeda untuk beristirahat. Mereka juga meminta pemerintah mengevaluasi kembali tanggapannya terhadap wabah itu.
Filipina tercatat sebagai negara dengan jumlah terbanyak kasus virus corona yang dilaporkan di Asia Tenggara. Filipina memiliki lebih dari 164.000 kasus virus corona, termasuk 2.681 kematian.
Pemerintahan Duterte mendapat tekanan keras untuk menghidupkan kembali perekonomian, yang mengalami resesi pada kuartal ke-dua sementara jutaan orang kehilangan pekerjaan.
Duterte, 75, menggunakan pidato televisinya itu untuk menepis gosip bahwa ia jatuh sakit dan diterbangkan ke luar negeri untuk pengobatan. “Hentikan gosip tidak masuk akal bahwa saya pergi ke Singapura,” katanya. [ab/uh]