Presiden Perancis Emmanuel Macron mengklaim absennya kepemimpinan AS menyebabkan aliansi militer NATO "kehilangan fokus" dan dalam wawancara yang diterbitkan Kamis (7/11), Macron menyerukan agar Uni Eropa meningkatkan usahanya dan mulai berperan sebagai kekuatan dunia yang strategis.
"Yang kita alami sekarang adalah NATO kehilangan fokus," kata Macron kepada majalah The Economist. Ia mengatakan Amerika di bawah Presiden Donald Trump tampaknya "berbalik arah dari NATO," terutama dengan penarikan pasukan Amerika baru-baru ini, keluar dari Suriah timur laut tanpa memberi tahu sekutu-sekutunya.
Trump mengejutkan mitra NATO-nya dengan menarik pasukan bulan lalu. NATO tidak berperan di Suriah, selain membantu koalisi melawan kelompok ekstremis ISIS. Namun langkah itu dipandang Turki, sekutu NATO lainnya, sebagai lampu hijau untuk menyerang ke dalam wilayah tersebut.
Trump juga menyepelekan para sekutunya ketika mengumumkan penarikan pasukan di Afghanistan dan kemudian membatalkan pembicaraan damai dengan Taliban setelah serangan bom menewaskan seorang tentara AS. NATO telah memainkan peran keamanan yang penting di negara itu sejak 2003, tetapi masa depannya sekarang tidak jelas.
Di luar itu, pemimpin AS itu secara terbuka mengecam para pemimpin lain pada pertemuan puncak Mei 2017 karena gagal meningkatkan anggaran militer mereka. Perhatian Trump yang berlebihan pada anggaran pertahanan telah menjadi tema konstan sejak ia menjabat pada 2016 dan diharapkan akan mengemuka kembali pada KTT NATO berikutnya, di London pada 3-4 Desember.
Macron mengatakan para anggota Eropa dari aliansi 29-negara itu `` harus mengkaji kembali realitas yang dihadapi NATO itu di tengah-tengah absennya komitmen Amerika itu. ''
Dalam ditinjau dari segi yang lebih luas, tarif perdagangan Trump terhadap Uni Eropa telah membuat gusar para anggota NATO di Eropa dan keputusannya untuk menarik Amerika keluar dari perjanjian iklim Paris juga membuat Macron jengkel.
Dalam wawancara tersebut, Macron mengatakan bahwa Trump "tidak memiliki gagasan yang sama dengan proyek Eropa." Ia menambahkan Eropa kini berada di ''tepi jurang'' dan harus mulai berpikir dan bertindak sebagai sebuah kekuatan geopolitik, jika tidak maka Eropa "tidak akan bisa mengendalikan nasibnya sendiri di masa depan."
NATO tidak segera menanggapi atas komentar Macron itu, tetapi Sekjen NATO Jens Stoltenberg baru-baru ini mengatakan para sekutu kini "lebih banyak melakukan tindakan bersama daripada yang dilakukan dalam tahun-tahun sebelumnya."
Amerika adalah anggota NATO terbesar dan paling berpengaruh. Amerika masih menganggarkan pertahanan lebih besar dari pada gabungan anggaran semua anggota NATO lainnya. (my/jm)