Pengenalan angklung ini dilakukan oleh Lifia Teguh, mahasiswi jurusan musik yang tengah duduk di tingkat dua dan berkuliah di Portland State University
"Sebenarnya aku carinya itu lebih ke arah teman-teman Indonesia yang sevisi dan semisi, yaitu kita ingin sama-sama memperkenalkan budaya Indonesia di Amerika, di Portland tepatnya," jelas Lifia yang juga ketua Permias Portland kepada VOA.
Bersama mahasiswa Indonesia yang lain, Lifia kerap kali berkumpul di taman kampus untuk bermain angklung sambil mengajak mahasiswa Amerika yang tertarik untuk mempelajari alat musik tradisional asal Jawa Barat ini.
"Mereka antusias sekali sebenarnya untuk mengenali kebudayaan baru, karena Indonesia ini tidak terlalu diketahui, jadi mereka benar-benar tertarik," tambah Nadira Austricia, anggota Permias Portland.
Pengalaman untuk dapat mencoba alat musik tradisional ini juga dinilai menyenangkan menyenangkan oleh dua orang mahasiswa Amerika, Bethany dan Josie. Keduanya mengaku belum pernah mengenal angklung sebelumnya.
"Alat musik ini keren karena mereka memiliki not musik yang berbeda, berdasarkan pada apa yang didengar. Mencoba bermain angklung adalah pengalaman yang menyenangkan," komentar Bethany.
Permias Portland yang baru saja saja berdiri memang belum memiliki anggota yang banyak.
Namun mereka telah berhasil menggelar suatu event berskala besar beberapa waktu lalu, Indonesian night.
"Tapi sekarang kita lebih banyak anggotanya dan dengan semangat baru, rasanya ingin mengadakan lebih banyak acara seperti ini yang rutin dan lebih merangkul komunitas di Portland. Tidak hanya komunitas Indonesia tapi juga bekerjasama dengan semua komunitas di Portland," tutup Virginia Saraswati, selaku anggota Permias Portland.