Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal, Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna Andes Putra, dan tokoh masyarakat Natuna hari Selasa (4/2) menemui Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, di Jakarta.
Mereka menyampaikan keberatan dari masyarakat Natuna terkait dijadikannya wilayah tersebut sebagai tempat observasi WNI dari Wuhan, China. Penolakan itu karena mereka takut akan tertular virus corona.
Dalam jumpa pers, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menegaskan warga Indonesia yang dievakuasi dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tidak membahayakan bagi masyarakat Natuna. Meskipun mereka berasal dari pusat penyebaran virus corona NCoV, Mahfud mengatakan 242 warga Indonesia dan satu WNA itu dalam keadaan sehat.
"Pemerintah menjamin penyelesaian pemulangan warga negara di Indonesia tidak membahayakan masyarakat Natuna. Dan bahkan di samping menjamin secara resmi, bapak menteri kesehatan tadi mengatakan menjaminkan badannya untuk bertindak lebih dulu dibandingkan dengan yang lain dalam menghadapi risiko-risiko itu," kata Mahfud.
Mahfud menambahkan pemerintah pusat akan terus mengkomunikasikan tentang perkembangan warga Indonesia yang tengah diobservasi agar tidak memicu kepanikan di tengah masyarakat Natuna. Dia meminta masyarakat tetap berkegiatan rutin, seperti bekerja dan bersekolah.
Menkopolhukam mengakui pemerintah pusat terlambat memberitahu Pemerintah Kabupaten Natuna mengenai rencana observasi warga Indonesia dari Hubei di wilayah kepulauan itu karena kesibukan menjelang pemulangan WNI. Namun ia menyerukan kepada tokoh-tokoh masyarakat Natuna untuk mengecak informasi berkaitan dengan penanganan WNI melalui posko-posko yang dibangun pemerintah. Pendirian posko itu salah satunya adalah untuk menangkal informasi hoaks terkait keberadaan WNI yang sedang diobservasi.
Bupati Natuna Ungkapkan Kecemasan Warga
Usai pertemuan, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal menjelaskan masyarakat Natuna merasa panik dan cemas karena segalanya mendadak dan pemerintah daerah belum sempat mensosialisasikan mengenai penempatan 242 warga Indonesia dan 1 WNA dari Hubei, China, ke pusat observasi di Natuna.
Saat ini tambahnya ia telah meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna untuk memberitahu masyarakat supaya tidak khawatir.
“Karena biasa, yang namanya orang kampung, belum pernah ada yang begitu, jadi merasa was-was, kok ada apa ini dikarantina? Sekarang ini kita sudah menggerakkan tim-tim di lapangan untuk mensosialisasikan suapaya masyarakat tidak terlalu cemas," ujar Abdul Hamid.
Abdul Hamid membantah terjadi eksodus warga Natuna ke wilayah aman karena takut tertular virus corona. Dia sudah meminta kegiatan belajar mengajar di sekolah diaktifkan.
Menkes Jamin Proses Karantina Aman
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan kembali pemerintah menjamin proses karantina 243 warga Indonesia dan 1 warga asing dari Hubei, China berlangsung aman. "Saya menjaminkan badan saya untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Saya ini menteri kesehatannya semuanya, nggak akan saya biarkan yang satu sakit, yang satu sehat. Semuanya harus sehat," tutur Terawan.
Selain menangani warga Indonesia dari Hubei yang menjalani observasi, Terawan mengatakan pihaknya juga memberikan bantuan kesehatan bagi masyarakat sekitar tempat observasi. Ia bahkan berkantor di Natuna.
Kementerian Kesehatan tambahnya juga sudah mulai mensosialisasikan ke tempat tinggal warga Indonesia dari Hubei itu agar masyarakat sekitar kediaman mereka tidak merasa khawatir lagi selepas mereka menjalani observasi.
Bupati Natuna Juga Datang ke DPR
Siangnya, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal, Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Natuna Andes Putra, dan tokoh masyarakat Natuna menemui Komisi IX Bidang Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di gedung MPR/DPR. Mereka menyampaikan tuntutan masyarakat Natuna.
Dalam pertemuan itu, Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal meminta kepada Komisi IX DPR untuk memperhatikan aspirasi masyarakat Natuna. Namun sebagian anggota Komisi IX meminta bupati Natuna untuk menenangkan masyarakat supaya tidak terlalu khawatir.
Sebanyak 243 warga Indonesia dan satu warga negara asing yang merupakan suami dari salah satu WNI, dievakuasi dari Provinsi Hubei, China. Mereka menjalani proses observasi selama 14 hari untuk memastikan tidak terjangkit virus corona ketika pulang ke daerah asal.
Hingga hari ini, virus corona telah membunuh 425 orang di China dan 20.438 orang terinfeksi virus tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia WHO minggu lalu telah menetapkan wabah virus corona sebagai darurat kesehatan global karena sudah menjangkiti lebih dari 30 negara. [fw/em]