Pemenang Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, mengunjungi negara asalnya Pakistan dalam perjalanan penuh haru.
Ini adalah kunjungan Malala yang pertama sejak dia ditembak di kepala oleh penembak Taliban enam tahun lalu karena mendukung pendidikan bagi anak perempuan, Reuters dan AFP melaporkan, Kamis (29/3).
Malala melawat bersama ayah dan adik laki-lakinya dalam kunjungan mendadak. Setibanya di bandara internasional Islamabad, Malala langsung mendapat penjagaan ketat.
Dia disambut Perdana Menteri Shahid Khaqan Abbasi di Ibu Kota Islamabad, sebelum kemudian memberikan kata sambutan singkat di stasiun televisi nasional.
"Ini adalah hari paling bahagia dalam hidup saya. Saya tidak percaya ini terjadi," kata dia sambil menghapus air mata. "Saya biasanya tidak menangis...Saya baru 20 tahun, tapi saya sudah melihat banyak hal," kata Malala menambahkan, seperti dikutip Reuters. Malala mengenakan pakaian tradisional shalwar khameez dengan kerudung duppata berwarna merah dan biru.
Berbicara bergantian dalam bahasa Urdu dan Inggris, Malala menekankan pentingnya pendidikan dan mengenai kegiatan amalnya untuk menolong para anak perempuan.
Dalam kunjungan empat hari, Malala tidak akan mampir ke kampung halamannya, Desa Swat, karena masalah keamanan.
"Malala akan bertemu dengan beberapa orang, tapi tujuannya tidak akan diungkap karena alasan keamanan," kata juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri, Muhammad Faisal, kepada AFP.
Pada usia 17, Malala menjadi penerima Hadiah Nobel Perdamaian termuda pada 2014 karena kegiatannya mendukung pendidikan. Dia juga menjadi simbol perlawanan perempuan melawan represi. [ft/dw]