Pemenang Nobel Perdamaian 2014 Malala Yousafzai hari Selasa (16,12) mengatakan merasa terpukul dengan serangan terhadap sebuah sekolah di kompleks militer Peshawar, Pakistan, yang menewaskan sedikitnya 130 orang, terutama pelajar.
Malala sebagaimana dikutip Associated Press mengatakan ia dan jutaan orang lainnya di seluruh dunia berdukacita dengan begitu banyaknya korban tewas. “Saya mengutuk tindakan pengecut dan sangat kejam ini,” ujar Malala.
Malala juga pernah menjadi korban Taliban, yang menembaknya di bagian kepala pada 9 Oktober 2012 untuk membungkam aktivitasnya mendorong pendidikan bagi anak-anak perempuan di daerahnya. Berkat perawatan medis intensif, Malala selamat dan kini menetap di Birmingham, Inggris, untuk melanjutkan perjuangannya bagi kesetaraan pendidikan.
Malala yang sebelumnya sempat menunjukkan niatnya untuk terjun ke politik begitu pendidikannya selesai, mengatakan ia mendukung pemerintah dan pasukan bersenjata Pakistan guna melawan Taliban dan menanggapi serangan ini.
Malala Yousafzai baru saja menerima anugerah Nobel Perdamaian 2014 di Oslo, Norwegia pekan lalu, bersama aktivis pendidikan India Kailash Satyarthi.
Ahmed Rashid, seorang pengamat Taliban mengatakan kepada BBC seperti dikutip oleh International Business Times, bahwa serangan terhadap sekolah di Peshawar tersebut bisa jadi merupakan pesan terhadap para pendukung Malala, yang mendukung pendidikan bagi perempuan dan anak-anak.