Menteri Transportasi Seri Hishammuddin hari Rabu (12/3) mengatakan bahwa kapal dan pesawat udara dari 12 negara kini melakukan pencarian di perairan seluas lebih dari 90 ribu kilometer persegi, mencari pesawat Boeing 777 yang hilang dari layar radar lalulintas udara Sabtu dinihari.
Dia mengatakan pencarian hari kelima itu difokuskan di Semenanjung Malaka dan Laut China Selatan, tetapi kini juga melebar ke arah utara di perairan dekat kepulauan Andaman dan Nikobar milik India.
Sebelumnya hari Rabu, militer Malaysia mengubah pernyataannya bahwa mereka melacak terakhir kali keberadaan pesawat itu di Selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur lintasan kapal paling sibuk di dunia.
Pada sebuah konferensi pers, seorang pejabat militer mengatakan pesawat itu terdeteksi radar pada pukul 2.15 pagi hari Sabtu waktu setempat sekitar 320 kilometer dari Baratlaut pulau Penang. Tapi pejabat itu mengatakan, ia tidak yakin apakah itu pesawat yang dicari.
Jika pesawat itu sampai ke Selat Malaka, maka itu akan menimbulkan keraguan pada teori bahwa pesawat penumpang tersebut mengalami suatu musibah yang mendadak tidak lama setelah lepas landas yang membuat pilot tidak dapat berkomunikasi dengan pihak berwenang.
Pesawat itu hilang dari radar sipil tanpa memberitahu adanya bahaya kira-kira sejam setelah berangkat dari Kuala Lumpur menuju Beijing Sabtu (8/3) pagi, ketika keadaan cuaca tampaknya cerah.
Dia mengatakan pencarian hari kelima itu difokuskan di Semenanjung Malaka dan Laut China Selatan, tetapi kini juga melebar ke arah utara di perairan dekat kepulauan Andaman dan Nikobar milik India.
Sebelumnya hari Rabu, militer Malaysia mengubah pernyataannya bahwa mereka melacak terakhir kali keberadaan pesawat itu di Selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur lintasan kapal paling sibuk di dunia.
Pada sebuah konferensi pers, seorang pejabat militer mengatakan pesawat itu terdeteksi radar pada pukul 2.15 pagi hari Sabtu waktu setempat sekitar 320 kilometer dari Baratlaut pulau Penang. Tapi pejabat itu mengatakan, ia tidak yakin apakah itu pesawat yang dicari.
Jika pesawat itu sampai ke Selat Malaka, maka itu akan menimbulkan keraguan pada teori bahwa pesawat penumpang tersebut mengalami suatu musibah yang mendadak tidak lama setelah lepas landas yang membuat pilot tidak dapat berkomunikasi dengan pihak berwenang.
Pesawat itu hilang dari radar sipil tanpa memberitahu adanya bahaya kira-kira sejam setelah berangkat dari Kuala Lumpur menuju Beijing Sabtu (8/3) pagi, ketika keadaan cuaca tampaknya cerah.