Manajemen Nissan tampaknya sudah siap memecat taipan Carlos Ghosn sebagai pemimpin perusahaan otomotif itu menyusul penangkapannya atas dugaan pelanggaran finansial, kantor berita AFP melaporkan, Kamis (22/11). Kasus Ghosn mengejutkan industri automotif dan dunia bisnis.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ghosn dituduh tidak melaporkan penghasilan sebenarnya yang bejumlah miliaran dolar dan berbagai kejanggalan keuangan. Kasus itu menandai kejatuhan memalukan Ghosn, yang sebelumnya dianggap tokoh besar dalam sektor otomotif.
Tujuh anggota menajemen akan melakukan pemungutan suara untuk memecat Ghosn. Hanya butuh suara mayoritas untuk melaksanakan putusan itu.
Penunjukkan kepala baru akan memakan waktu karena harus mendapat persetujuan pemegang saham. Tapi Hiroto Saikawa dipandang sebagai calon kuat menggantikan Ghosn sebagai CEO Nissan.
Sumber-sumber di dalam Nissan mengatakan Saikawa tidak mungkin mengusulkan pemecatan bila dia tidak yakin mendapat dukungan dari rekan-rekannya.
“Hal itu tidak mungkin diusulkan apabila ada keraguan dan hasil-hasil dari penyelidikan sudah dipaparkan ke anggota manajemen,” kata seorang sumber yang dekat dengan Nissan kepada AFP.
Seperti dilaporkan AFP, Saikawa, secara mengejutkan menyerang Ghosn, yang sebelumnya adalah mentor Saikawa, menyusul penahanannya di bandara di Tokyo, saat dia tiba dengan pesawat jet pribadi pada Senin (19/11).
Kata Saikawa “kekuasaan di tangan kepala perusahaan terlalu besar". Saiwa juga mengeluhkan tentang “sisi gelap masa Ghosn” saat dia mengundang rapat dewan manajemen untuk membahas pemecatan Ghosn.
Ghosn, taipan berusia 64 tahun kelahiran Brazil itu disebut-sebut berjasa dalam membalikkan nasib perusahaan otomotif Jepang itu dan bekerja sama dengan Renault dan Mitsubishi. Ketiganya tahun lalu berhasil menjual 10,6 juta unit mobil, lebih dari penjualan perusahaan lainnya. [ft]