Mantan pembantu utama Presiden AS Donald Trump untuk urusan Rusia dan Eropa, Fiona Hill, hari Senin (14/10) memberi kesaksian bahwa ia menentang keras ditariknya mantan Duta Besar AS untuk Ukraina Marie Yovanovitch. Ia juga mengatakan mantan Penasihat Keamanan Nasional, John Bolton, mengarahkan Hill untuk mengemukakan kekhawatiran mengenai upaya-upaya untuk menekan Ukraina kepada para pengacara Gedung Putih.
Kesaksian Hill dilakukan secara tertutup, tetapi rinciannya dilaporkan oleh kantor berita AP, New York Times, dan Washington Post, dengan mengutip orang-orang yang mengetahui kesaksian tersebut.
Hingga Juli lalu, sewaktu ia meninggalkan Gedung Putih, Hill adalah Direktur Senior untuk urusan Eropa dan Rusia di Dewan Keamanan Nasional, yang memiliki pengetahuan mengenai latar belakang pembentukan kebijakan luar negeri AS. Pengacara Hill, Lee Wolosky, sebelumnya mengatakan, ia mendapat surat panggilan dari Komite Intelijen DPR dan berencana untuk menjawab pertanyaan para anggota parlemen.
Deputi Asisten Menteri Luar Negeri, George Kent, memberi kesaksian hari Selasa (15/10).
Pekan lalu, Yovanovitch, seorang diplomat karier, mengatakan kepada para legislator bahwa Trump memecatnya berdasarkan “klaim palsu dan tak berdasar” setelah pengacara pribadi Trump, mantan walikota New York Rudy Giuliani, mengecam kinerjanya di Kiev.
Giuliani berusaha membuat Ukraina menginvestigasi salah satu lawan politik utama Trump, mantan wakil presiden Joe Biden, dan perannya beberapa tahun silam dalam pemecatan seorang jaksa Ukraina dan kaitan apapun yang mungkin ada dengan pekerjaan Hunter, putra Biden yang berusia 49 tahun, di dewan perusahaan energi Ukraina, Burisma. Biden dan anaknya membantah melakukan pelanggaran dan Hunter telah keluar dari Burisma beberapa bulan silam.
Trump, dalam percakapan teleponnya Juli lalu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, meminta bantuan, agar Ukraina menginvestigasi kedua Biden serta menghubungi Giuliani dan Jaksa Agung AS William Barr. [uh/lt]