Mantan duta besar Amerika untuk PBB menegur para anggota Kongres AS hari Rabu (25/10), karena terlibat dalam "perdebatan palsu" seputar keputusan Presiden Donald Trump untuk tidak memberi sertifikasi atas kepatuhan Iran terkait persetujuan nuklir internasional.
Selama kesaksian di depan Komite Urusan Luar Negeri, Mark Wallace, mantan duta besar untuk PBB, perwakilan untuk manajemen dan reformasi PBB, yang sekarang memimpin kelompok aktivis United Against Nuclear Iran, mengatakan bahwa keputusan pemerintah Trump kini memungkinkan pemerintah AS menanggapi masalah-masalah yang tidak dibahas dalam kesepakatan itu.
"Sekarang kita harus menanggapi perilaku Iran, karena Iran dan pemerintah kita tidak mengikutsertakan berbagai isu dalam negosiasi Rencana Aksi Komprehensif Bersama, banyak hal diabaikan mulai dari rudal hingga terorisme dan HAM, mari kita sekarang menanggapinya."
Wallace mengatakan, penting untuk menghormati kesepakatan itu, namun tidak memberi sertifikasi akan memberi para diplomat AS kemampuan untuk menerapkan desakan lebih besar terhadap Iran, termasuk penerapan sanksi ekonomi.
"Kita harus mendesak Iran, dan kita harus menggunakan tekanan ekonomi untuk melakukan itu, dan ini berhasil pada masa lalu, dan ini bisa efektif, namun memerlukan sebuah konsensus bipartisan, dan panitia ini selalu berhasil melakukan itu," katanya.
Perdebatan sedang meningkat di Washington mengenai manfaat dan juga potensi kerugian kalau AS keluar dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran.
Dukungan untuk kesepakatan di Kongres terpecah secara partisan, dimana anggota Republik menyerukan penarikan dari kesepakatan itu, dan Demokrat memperingatkan dampak negatif internasional yang disebabkan akibat penarikan itu. [ps/jm]