Mahkamah Agung Pakistan menyatakan mantan duta besar negara itu untuk Amerika Serikat tidak diragukan lagi telah menulis memo tahun lalu yang berisi permintaan bantuan dari Amerika dalam mengendalikan militer Pakistan.
Dalam putusan Selasa, mahkamah menyatakan Husain Haqqani ingin menjadikan dirinya orang yang sangat dibutuhkan pihak Amerika dan tidak loyal kepada Pakistan.
Disebutkan bahwa dalam memo itu, Haqqani ingin memimpin tim keamanan nasional sipil yang dibentuk dengan bantuan Amerika, mempertanyakan keamanan arsenal nuklir Pakistan dan mengatakan bahwa badan intelijen militer Pakistan menjalin hubungan dengan Taliban.
Haqqani mengatakan kepada satu komisi Mahkamah Agung pada bulan Januari bahwa ia tidak berperan apapun dalam menciptakan, menyusun maupun mengirim memo ke Laksamana Mike Mullen, pejabat militer tertinggi Amerika ketika itu.
Pengadilan memerintahkan Haqqani agar tampil di pengadilan dalam dua pekan.
Skandal ini meningkatkan ketegangan antara pemerintah dan militer Pakistan.
Skandal ini muncul Oktober lalu sewaktu penguasa Amerika keturunan Pakistan Mansoor Ijaz menulis kolom di The Financial Times yang menuduh Haqqani menulis memo tersebut. Permintaan itu diberitakan dikirim ke Mullen Mei tahun lalu, setelah serangan Amerika yang menewaskan Osama bin Laden di kota Abbottabad, Pakistan.
Dalam putusan Selasa, mahkamah menyatakan Husain Haqqani ingin menjadikan dirinya orang yang sangat dibutuhkan pihak Amerika dan tidak loyal kepada Pakistan.
Disebutkan bahwa dalam memo itu, Haqqani ingin memimpin tim keamanan nasional sipil yang dibentuk dengan bantuan Amerika, mempertanyakan keamanan arsenal nuklir Pakistan dan mengatakan bahwa badan intelijen militer Pakistan menjalin hubungan dengan Taliban.
Haqqani mengatakan kepada satu komisi Mahkamah Agung pada bulan Januari bahwa ia tidak berperan apapun dalam menciptakan, menyusun maupun mengirim memo ke Laksamana Mike Mullen, pejabat militer tertinggi Amerika ketika itu.
Pengadilan memerintahkan Haqqani agar tampil di pengadilan dalam dua pekan.
Skandal ini meningkatkan ketegangan antara pemerintah dan militer Pakistan.
Skandal ini muncul Oktober lalu sewaktu penguasa Amerika keturunan Pakistan Mansoor Ijaz menulis kolom di The Financial Times yang menuduh Haqqani menulis memo tersebut. Permintaan itu diberitakan dikirim ke Mullen Mei tahun lalu, setelah serangan Amerika yang menewaskan Osama bin Laden di kota Abbottabad, Pakistan.