Seorang mantan duta besar Afghanistan untuk Perancis dan kemudian Kanada mengatakan Presiden terpilih Afghanistan Ashraf Ghani dan Pimpinan Eksekutif Afghanistan yang baru diangkat Abdullah Abdullah, telah berjanji sebagai bagian dari persetujuan pembagian kekuasaan mereka untuk memperbaiki tata pemilihan umum yang sangat cacat di negara itu.
Omar Samad mengatakan pada VOA Senin (22/9) bahwa kalau Afghanistan tidak memperbaiki masalah tersebut, masalah yang sama akan terjadi lagi dalam pemilihan parlemen satu atau dua tahun lagi, seperti yang terjadi pada 2009 dan 2014.
Menurut Samad, Afghanistan perlu mengadakan sensus dan membutuhkan proses pendaftaran pemilih dan mekanisme yang bekerja dengan wajar pada tingkat nasional dengan kartu jati-diri.
Samad, yang sekarang menjadi peneliti senior di New America Foundation, sebuah lembaga penelitian di Washington, mengatakan sebagian besar orang di Afghanistan bahkan tidak mempunyai surat izin mengemudi untuk digunakan sebagai kartu identitas, dan ini membuat sangat sulit untuk melacak pemilih dalam pemilu.
Ia menambahkan bahwa sistem pendaftaran pemilihan di Afghanistan sudah kuno dan mudah dipalsukan.