Pejabat-pejabat semasa pemerintahan Presiden Amerika Barack Obama menanggapi kritik terhadap Obama yang tidak menyerang Suriah setelah negara itu melancarkan serangan senjata kimia. Menurut pejabat-pejabat itu, Obama mengusulkan membalas serangan Suriah itu tahun 2013, mirip perintah Presiden Donald Trump hari Jumat, tetapi usul Obama itu ditolak Kongres yang dikuasai fraksi Republik.
Tanggapan disampaikan setelah Trump memerintahkan serangan rudal terhadap Suriah, yang melancarkan serangan senjata kimia lagi, tanpa mendapat persetujuan Kongres.
Serangan kimia terbaru Suriah terjadi Selasa lalu di kota Khan Sheikhoun, menewaskan 87 orang - termasuk 31 anak-anak.
Trump antara lain menyalahkan serangan kimia terbaru itu pada mantan presiden Obama, dari Partai Demokrat. Menurut Trump, itu adalah "konsekuensi dari kelemahan dan keraguan pemerintah masa lalu."
Mantan pejabat pemerintahan Obama mengungkapkan, fraksi Republik di DPR berkeras bahwa Obama tidak boleh mengambil tindakan militer tanpa persetujuan mereka. Trump juga meminta Obama agar mendapat persetujuan Kongres sebelum menyerang Suriah.
Obama memperingatkan Presiden Suriah Bashar Assad ia akan membalas dengan serangan militer karena Suriah melancarkan serangan senjata kimia, yang menewaskan ratusan orang, di dekat Damaskus. Beberapa kapal perang Amerika di Laut Tengah siap meluncurkan serangan rudal tetapi Obama tiba-tiba membatalkan rencana itu setelah Kongres, yang dikuasai fraksi Republik dan Inggris, sekutu utama Amerika, menolak rencananya.
Obama malahan menyetujui rencana yang didukung Rusia untuk mengenyahkan tumpukan cadangan senjata kimia Suriah.[ka]