Beberapa mantan gerilyawan sayap kiri Kolombia dilantik sebagai anggota parlemen negara itu, Jumat (20/7).
Mereka menjadi anggota parlemen berdasarkan ketentuan dalam perjanjian perdamaian yang mengakhiri perang selama 50 tahun serta memberi lima kursi kepada mantan pemberontak FARC di majelis rendah dan majelis tinggi di Kongres.
Jose Manuel Santos, presiden yang merundingkan perjanjian tersebut dan akan segera mengakhiri jabatannya, memimpin upacara pengambilan sumpah bagi seluruh anggota baru di parlemen.
“Sekarang untuk pertama kalinya kita memiliki senator dan wakil-wakil dari Pasukan Revolusioner Alternatif Umum, yang terlahir dari demobilisasi dan perlucutan senjata FARC,” kata Santos.
Santos meraih Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya-upaya negosiasinya dengan FARC dan perjanjian perdamaian yang dihasilkan. Akan tetapi perjanjian tersebut telah membuat rakyat Kolombia sangat terpecah pendapat.
Presiden baru Kolombia, Ivan Duque, yang akan mulai berkuasa bulan depan, semasa kampanyenya berjanji akan menyusun ulang perjanjian perdamaian itu. Apabila pemberontak melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, Duque menghendaki suatu ketentuan yang menetapkan bahwa mereka harus menjalani hukuman penjara sebelum terjun ke dunia politik.
FARC adalah kelompok pemberontak besar terakhir di Amerika Latin.
Perjanjian itu mengakhiri konflik yang menewaskan lebih dari 200 ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.
Perjanjian perdamaian tersebut dicapai setelah perundingan empat tahun di Kuba. [uh]