Mantan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou berkunjung ke China, Senin (27/3), sebagai upaya untuk mengurangi ketegangan sehari setelah Taiwan kehilangan salah satu dari sedikit mitra diplomatiknya yang tersisa ke China.
Mantan presiden tersebut berkunjung dalam kapasitas pribadi, disertai delegasi akademisi dan mahasiswa, serta anggota keluarganya, namun perjalanan tersebut sarat dengan makna politik.
Kebijakan Ma membawa Taiwan dan Beijing ke hubungan terdekat mereka. Tetapi, setelah ia meninggalkan jabatannya, Taiwan dibayangi oleh protes besar-besaran menentang kesepakatan perdagangan dengan China daratan dan penggantinya berfokus pada memperkuat hubungan dengan AS dan mempertahankan otonomi pulau yang diperintah secara demokratis itu. China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
Presiden saat ini Tsai Ing-wen diperkirakan akan melakukan lawatan diplomatik 10 hari, Rabu (29/3), untuk mengunjungi sisa sekutu pulau itu di Amerika Latin. Dalam lawatannya itu, ia akan singgah di AS, mitra tidak resmi dan pemasok senjata terbesar Taiwan.
Kunjungan Ma dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan. Beijing telah meningkatkan tekanan terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir. China merebut sekutu-sekutu diplomatik Taiwan sambil juga mengirim jet-jet tempur militer ke pulau itu hampir setiap hari.
Pada hari Minggu, Honduras membangun hubungan diplomatik dengan China, sehingga meninggalkan Taiwan dengan hanya 13 negara yang mengakuinya sebagai negara berdaulat.
Ma, seorang anggota oposisi Partai Nasionalis (Kuomingtang), akan mendarat di Shanghai sebelum memulai kunjungannya di dekat Nanjing. Dia diperkirakan akan melakukan tur ke daratan dari 27 Maret hingga 7 April, singgah di Wuhan dan Changsha, serta kota-kota lain. Ia membawa mahasiswa dari Taiwan untuk bertemu dengan sesama mahasiswa dari Universitas Fudan Shanghai dan Universitas Hunan Changsha.
Ma telah membingkai kunjungan tersebut sebagai upaya untuk menurunkan ketegangan dalam hubungan lintas selat melalui pertemuan tatap muka. “Saya berharap melalui semangat para pemuda dan pergaulannya dapat memperbaiki suasana lintas selat, sehingga membawa perdamaian lebih cepat, dan lebih awal,” ujarnya kepada wartawan menjelang keberangkatannya pada Senin siang. Ia juga mengatakan ini akan menjadi pertama kalinya ia mengunjungi China. [ab/uh]
Forum