Mantan penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, Michael Flynn, hari Jumat (1/12) mengaku bersalah berbohong kepada penyidik federal mengenai kontak yang dilakukannya dengan duta besar Rusia di Washington.
Pernyataan bersalah itu merupakan satu lagi tanda bahwa Flynn bekerja sama dengan penyidik khusus yang menyelidiki campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden Amerika tahun 2016 dan kemungkinan kolusi dengan tim kampanye Trump.
Tampil di depan hakim federal dalam ruang pengadilan yang padat pengunjung hari Jumat di Washington, Jenderal Purnawirawan berusia 59 tahun itu mengaku bersalah atas dakwaan memberikan keterangan palsu kepada FBI mengenai serangkaian perbincangan pribadi yang dilakukannya dengan duta besar Rusia di Washington, Sergey Kislyak, tidak lama setelah pemilihan presiden.
Dakwaan itu disertai ancaman hukuman sampai lima tahun penjara, tetapi menurut panduan vonis Amerika, hukuman rata-rata adalah antara nol sampai enam bulan penjara.
Jaksa penuntut mengatakan akan merekomendasikan pengurangan hukuman ringan jika Flynn memberikan bantuan substansial kepada penyelidik yang dipimpin penyidik khusus Robert Mueller. Tanggal penetapan hukuman tidak diumumkan.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan sekeluarnya dari ruang pengadilan, Flynn mengatakan, “Perbuatan yang saya akui di pengadilan hari ini adalah salah, dan karena keimanan saya kepada Tuhan, saya ingin meluruskannya.”
Dokumen yang dirilis hari Jumat menunjukkan bahwa perbincangan itu terfokus pada sanksi Amerika yang diberlakukan terhadap Rusia oleh pemerintahan Barack Obama.
Dokumen itu, yang ditandatangani penyidik khusus Robert Mueller, mengatakan bahwa bulan Januari, beberapa hari setelah Presiden Trump dilantik, Flynn dengan sengaja memberikan keterangan palsu dan fiktif kepada penyidik mengenai perbicangannya dengan Kislyak. [ds]