Mantan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra dilaporkan telah melarikan diri ke Dubai, menjelang diumumkannya vonis Mahkamah Agung terhadapnya dalam kasus kelalaian mengawasi program subsidi beras.
Keberadaan Yingluck belum dikukuhkan secara resmi, tetapi para anggota Pheu Thai, partai Yingluck, dilaporkan oleh media lokal menyatakan bahwa ia melakukan perjalanan darat ke Kamboja, kemudian terbang ke Dubai untuk bergabung dengan kakaknya, Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri yang mengasingkan diri. Pemerintahan Thaksin juga digulingkan dalam kudeta militer.
Yingluck dituduh lalai dalam program subsidi beras bagi petani sehingga merugikan negara miliaran dolar. Dia membantah tuduhan itu.
Mahkamah Agung Thailand mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap Yingluck setelah ia tidak hadir di pengadilan untuk mendengarkan putusan atas kasusnya. Para pengacaranya mengatakan ia sakit parah sehingga tidak bisa hadir.
Mahkamah menetapkan 27 September sebagai tanggal sidang berikutnya untuk mengumumkan vonisnya.
Berbicara di Bangkok, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, penguasa militer yang menyingkirkan pemerintah Yingluck dalam kudeta militer tahun 2014, mengatakan ia tidak mengetahui keberadaan Yingluck, tetapi pemerintah “sedang mencarinya.”
Subsidi beras, yang dijanjikan kepada petani dalam pemilu 2011, membantu partai Yingluck meraih kemenangan. [uh]