Mantan presiden Maladewa di pengasingan meminta India dan Amerika Serikat agar campur tangan dalam krisis politik di negaranya.
Mohammed Nasheed mengeluarkan pernyataan yang mendesak India untuk mengirim utusan yang didukung oleh pasukan militernya ke negara kecil kepulauan di Samudra Hindia itu untuk membebaskan Hakim Agung Abdulla Saeed dan hakim pengadilan Ali Hameed dari penjara. Saeed dan Hameed ditangkap Selasa pagi ketika pasukan keamanan menyerbu gedung Mahkamah Agung di ibu kota Male beberapa jam setelah Presiden Abdulla Yameen mengumumkan keadaan darurat 15 hari.
“Presiden Yameen telah secara tidak sah mengumumkan darurat militer dan menguasai negara itu. Kita harus menyingkirkannya dari kekuasaan,” kata Nasheed dalam pernyataannya. “Kami meminta kehadiran secara fisik.” Dia juga meminta Washington untuk memberlakukan pembekuan semua transaksi keuangan pejabat pemerintah Maladewa.
Nasheed terpilih sebagai presiden dalam pemilihan pertama multi-partai di Maladewa pada tahun 2008, tetapi dia mengundurkan diri pada tahun 2012 di tengah-tengah terjadinya pengambilalihan kekuasaan oleh militer. Dia kalah melawan Yameen dalam pemilihan presiden 2013, dan kemudian diadili serta dihukum karena tuduhan terorisme dalam sebuah persidangan yang dikecam oleh para aktivis hak asasi manusia. Dia dijatuhi hukuman 13 tahun penjara, tetapi kemudian mendapat cuti sakit tahun lalu untuk pergi ke Inggris, di mana dia mendapat suaka. [lt]