Rekan-rekan, keluarga dan para pelayat berkumpul hari Rabu (16/8) dalam upacara perkabungan untuk menghormati seorang perempuan yang tewas akhir pekan lalu, ketika seorang laki-laki menabrakkan mobilnya pada kerumunan orang yang menentang demonstrasi supremasi kulit putih di kota Charlottesville, Virginia, Amerika.
Korban tewas adalah Heather Heyer, penduduk Charlottesville yang berusia 32 tahun. Ia salah seorang dari ratusan aktivis yang berkumpul hari Sabtu di kota itu menentang demonstrasi supremasi kulit putih.
Ibunya, Susan Bro, dalam upacara peringaan tersebut mengatakan kepada khalayak ramai bahwa kematian putrinya hanya akan memperkuat pesannya.
"Mereka membunuh anak saya untuk membungkamnya, tetapi hasilnya justru memperkuat pesannya," katanya.
Heater Heyer meninggal hari Sabtu ketika memprotes demonstrasi supremasi kulit putih. Demonstrasi itu dengan cepat berubah menjadi kekacauan dan kekerasan ketika kelompok rasis kulit putih bentrok dengan para pemrotes di jalan dan polisi gagal mengatasinya.
Wakil Presiden Amerika, Mike Pence, mengatakan: "Apa yang terjadi di Charlottesville adalah tragedi, dan Presiden jelas mengenai tragedi ini; demikian juga saya," katanya. "Saya berbicara panjang lebar tentang situasi
yang menyedihkan ini hari Minggu malam di Kolombia, dan saya mendukung Presiden dan saya berpegang pada kata- kata itu. Tetapi sekarang, saya berada di Chile, tetapi hati kami berada di Charlottesville."
Dua petugas polisi juga tewas hari Sabtu ketika helikopter mereka jatuh, ketika merekam iring-iringan mobil Gubernur Virginia Terry McAuliffe.
Pemakaman untuk dua petugas polisi, Pilot Berke M.M. Bates, dan Letnan H. Jay Cullen, akan berlangsung hari Jumat dan Sabtu.[sp/ii]