Sebuah jajak pendapat terakhir di Amerika Serikat (AS) mendapati dua pertiga pendukung Presiden Donald Trump ‘dengan kuat’ atau ‘agak’ mendukung kesepakatan Amerika Serikat dengan Taliban untuk lepas dari perang yang sudah berjalan 19 tahun di Afghanistan.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Eurasia Group Foundation yang berbasis di New York, hampir 60 persen pendukung kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden juga mendukung perjanjian penting AS dengan kelompok pemberontak Afghanistan.
"Mengakhiri perang di Afghanistan sangat populer, dan warga Amerika dari berbagai pandangan politik ingin menghormati perjanjian baru-baru ini," kata Eurasia Group Foundation dalam temuannya yang dirilis pada Senin (14/9).
Kesepakatan yang ditandatangani pada Februari 2020 itu mewajibkan semua pasukan AS untuk meninggalkan negara Asia Selatan itu dalam waktu 14 bulan, mengakhiri perang terpanjang yang melibatkan Amerika Serikat.
Sebagai gantinya, Taliban setuju untuk melarang kelompok-kelompok teroris seperti al-Qaida, beroperasi di negara tersebut dan memulai pembicaraan damai dengan faksi-faksi Afghanistan yang bertikai guna mengakhiri permusuhan selama beberapa dekade di negara itu.
Kurang dari 10 persen dari mereka yang disurvei menentang kesepakatan tersebut, sementara sepertiga tetap netral.
“Sejak tahun lalu, jumlah responden yang yakin bahwa AS harus tetap berada di Afghanistan hingga semua musuh dikalahkan berkurang setengahnya - dari 30 persen menjadi 15 persen," papar survei tersebut.
Kesepakatan AS-Taliban itu mengarah pada dimulainya pembicaraan damai yang sangat dinantikan pada Sabtu (12/9) antara beberapa negosiator dari kelompok pemberontak dan juru bicara perwakilan pemerintah Afghanistan. [mg/pp]