Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, Kamis (10/9), mengatakan ia akan ke Siprus untuk mengupayakan solusi damai atas situasi yang menegang di Laut Tengah sementara meminta Turki agar menarik kembali pasukannya.
Pompeo akan mengadakan pembicaraan di Siprus pada Sabtu (12/9) setelah perjalanan ke Doha di mana dia akan membantu meresmikan pembicaraan yang telah lama ditunggu antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
Diplomat tertinggi Amerika itu mengatakan perjalanannya ke Siprus akan melengkapi percakapan telepon antara Presiden Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis. Sengketa itu "harus diselesaikan dengan cara yang diplomatis dan damai," kata Pompeo kepada wartawan dalam pesawat.
Pompeo memuji Jerman karena berusaha meredakan ketegangan. Perancis juga telah aktif berpatroli di perairan itu dan dengan kuat mendukung Yunani dan Siprus.
"Kami berharap pembicaraan ini akan membuahkan hasil yang nyata dan kami berharap aset-aset militer yang ada di sana ditarik supaya pembicaraan bisa berlangsung," kata Pompeo.
Turki, yang memburu cadangan gas dan minyak di perairan yang diklaim oleh sesama anggota NATO, Yunani, bulan lalu mengerahkan kapal eksplorasi yang didukung oleh fregat militer. Yunani menanggapi dengan latihan angkatan laut sebagai peringatan.
Perjalanan Pompeo itu dilakukan tak lama setelah Amerika mencabut embargo senjata yang telah berlangsung selama puluhan tahun terhadap Siprus. Keputusan itu membuat marah Turki.
Langkah itu untuk menghadirkan stabilitas di pulau yang terpecah itu. Tetapi, menurut kritikus, justru akan timbul sebaliknya, mendorong Siprus bekerja sama dengan negara lain seperti Rusia.
Pompeo membatalkan rencana perjalanannya ke Siprus awal tahun ini karena ketegangan yang meningkat antara Amerika dan Iran.[ka/ft]