Perintah persiapan penyerangan tersebut dikeluarkan oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, setelah dua pesawat pembom siluman Amerika mengadakan latihan terbang di angkasa Korea Selatan.
Kantor berita resmi Korea Utara mengatakan Kim menyiagakan satuan-satuan roketnya hari Jumat (28/3), sesusai pertemuan darurat dengan para panglima tertinggi angkatan bersenjata. Perintah itu dikeluarkan beberapa jam setelah pesawat pembom B-2 Amerika bersenjata nuklir dikerahkan dalam latihan bersama yang sedang berlangsung dengan Korea Selatan.
Pesawat pembom strategis itu terbang 20 ribu kilometer non-stop hari Kamis (27/3) dari sebuah pangkalan angkatan udara di bagian tengah Amerika ke sebuah pulau di lepas pantai barat-daya semenanjung Korea, kemudian kembali ke pangkalan asal kedua pesawat itu.
Misi tersebut diadakan seiring meningkatnya ancaman oleh Korea Utara terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat. Pyongyang telah memutus semua hubungan komunikasi dengan Korea Selatan, PBB dan Palang Merah.
Kantor berita resmi Korea Utara mengatakan Kim menyiagakan satuan-satuan roketnya hari Jumat (28/3), sesusai pertemuan darurat dengan para panglima tertinggi angkatan bersenjata. Perintah itu dikeluarkan beberapa jam setelah pesawat pembom B-2 Amerika bersenjata nuklir dikerahkan dalam latihan bersama yang sedang berlangsung dengan Korea Selatan.
Pesawat pembom strategis itu terbang 20 ribu kilometer non-stop hari Kamis (27/3) dari sebuah pangkalan angkatan udara di bagian tengah Amerika ke sebuah pulau di lepas pantai barat-daya semenanjung Korea, kemudian kembali ke pangkalan asal kedua pesawat itu.
Misi tersebut diadakan seiring meningkatnya ancaman oleh Korea Utara terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat. Pyongyang telah memutus semua hubungan komunikasi dengan Korea Selatan, PBB dan Palang Merah.