Dewan negara-negara Arab telah menunda upaya mediasi setelah Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menolak menandatangani kesepakatan transisi bagi dirinya untuk melepas jabatan Presiden.
The Gulf Cooperation Council (GCC) mengambil keputusan itu hari Minggu setelah Saleh mundur dari kesepakatan itu sehari setelah pihak oposisi Yaman menandatangani perjanjian dengan pengertian bahwa presiden akan menandatanganinya hari Minggu. Ini adalah ketiga kalinya pemimpin Yaman itu menolak menandatangani kesepakatan.
Perjanjian itu menawarkan kekebalan kepada Presiden Saleh dari tuntutan hukum jika ia menyerahkan jabatannya kepada Wapres dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan perjanjian.
Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan Amerika "sangat kecewa" dengan penolakan Presiden Saleh untuk menandatangani kesepakatan. Dalam sebuah pernyataan Minggu malam, Hillary Clinton juga mengatakan Presiden Saleh tidak memenuhi komitmennya dan mengabaikan aspirasi rakyat Yaman.
Sebelumnya sejumlah duta besar dari Eropa, Amerika dan Arab terjebak berjam-jam di sebuah kedutaan di Sana'a yang dikepung oleh para pendukung pemerintah yang bersenjata.
Helikopter Yaman akhirnya mengevakuasi para diplomat keluar dari kepungan itu.
Hillary Clinton mengatakan Amerika kecewa atas kejadian itu dan meminta Presiden Saleh untuk memenuhi kewajibannya untuk melindungi para diplomat asing dan staf mereka yang bekerja di Yaman.
Ratusan ribu demonstran anti-Saleh hari Minggu memenuhi lapangan utama di Sana'a, yang telah menjadi pusat protes dari pihak oposisi.