Meksiko, Selasa (2/2), menyetujui vaksin virus corona buatan Rusia Sputnik V untuk digunakan, hanya beberapa jam setelah publikasi hasil awal dari studi lanjutannya menunjukkan vaksin itu sekitar 91 persen efektif.
Pada konferensi pers harian COVID-19, Wakil Menteri Kesehatan Hugo López-Gatell, mengatakan ia baru saja menerima konfirmasi persetujuan dari badan pengawasan medis nasional negara itu, COFEPRIS.
López-Gatell, yang menjadi juru bicara badan penanggulangan pandemi pemerintah, juga mengatakan Kementerian Kesehatan Meksiko, Senin (1/2), telah menandatangani kontrak pembelian 400 ribu dosis Sputnik V yang akan tiba akhir Februari.
Itu memang merupakan jumlah kecil bagi penduduk Meksiko yang berjumlah sekitar 126 juta orang. Namun, mengingat persetujuan penggunaannya muncul dalam waktu cepat, jumlah itu cukup signifikan.
Pandemi menghantam sangat parah Meksiko. Tingkat hunian tempat tidur rumah-rumah sakit di ibu kota mencapai 87 persen, dan banyak pengemudi ambulans terpaksa menunggu berjam-jam untuk menyerahkan pasien.
Kegelisahan di antara publik terlihat pada hari Selasa (2/2), ketika pemerintah Meksiko meluncurkan situs web baru bagi orang-orang yang berusia di atas 60 tahun untuk mendaftarkan diri sebagai calon penerima vaksin yang belum dimiliki negara itu.
Begitu banyaknya orang yang mendaftar, situs itu kewalahan memproses dan menjadi tidak berfungsi.
Sputnik V akan menjadi vaksin ketiga yang menerima persetujuan penggunaan darurat di Meksiko.
COFEPRIS menyetujui vaksin Pfizer pada Desember dan vaksin AstraZeneca pada Januari.
Meksiko sejauh ini telah menyuntikkan sekitar 675 ribu dosis vaksin, semuanya dari Pfizer.
Pada hari Selasa (2/2), gelombang kedua bahan aktif vaksin AstraZeneca tiba di Meksiko, di mana bahan itu akan dikemas dan didistribusikan ke berbagai penjuru Amerika Latin. [ab/uh]