JENEWA —
Para pejabat kesehatan sepakat bahwa angka kematian bayi memang dapat dihindari. Setiap tahunnya hampir 3 juta bayi di dunia hanya bisa bertahan hidup selama 28 hari. Bahkan banyak di antara bayi-bayi tersebut tidak sempat merasakan nafas kehidupan.World Health Organization (WHO) melaporkan setidaknya 2,6 juta bayi meninggal di dalam kandungan dan lebih dari satu juta bayi meninggal dalam persalinan.
Melihat tingginya angka kematian bayi, Gates berharap WHO dapat mengeluarkan rencana kerja untuk mencegah kematian bayi di akhir minggu ini. Dengan begitu, para menteri kesehatan bisa dengan cepat mengimplementasikan rencana kerjanya dan menyelamatkan nyawa para bayi.
Dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Melinda mengatakan kepada para jurnalis, lima cara murah untuk menyelamatkan nyawa bayi yang efektif, di antaranya pemberian ASI, melakukan metode tindak penyelamatan bayi, mencegah dan menangani infeksi, dan pemberian kangaroo care atau kontak kulit antar bayi, khususnya bayi premature, dengan sang ibu.
Beberapa Kemajuan
Gates mengatakan, Ethiopia, Rwanda, dan Nepal telah mengaplikasikan lima cara di atas dengan hasil yang cukup sukses.
“Hanya dengan seorang penyuluh kesehatan dan pekerja kesehatan masyarakat yang mereka miliki, mereka mampu menekan angka kematian pada balita maupun bayi yang baru lahir,” ujar Gates. “Jadi kesuksesan ketiga negara tersebut bisa dijadikan contoh oleh negara Afrika lain dan negara lainnya di dunia.”
Gates melaporkan bahwa angka kematian bayi yang baru lahir di Ethiopia telah merosot sebanyak 28 persen dalam enam tahun terakhir sejak mereka menggunakan metode penanganan bayi tersebut.
Sebagai bagian dari tujuan pembangunan millennium (MDGs) milik PBB, telah dicapai kemajuan dalam menekan angka kematian ibu hamil dan balita. Tapi WHO melaporkan kasus, angka kematian bayi tertinggi ada di wilayah Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara setiap tahunnya, dan India, Nigeria dan Pakistan berada di urutan teratas.
Kematian Ibu Hamil
Gates mengatakan, isu kematian bayi sempat terlantar karena adanya perhatian lebih terhadap isu kematian ibu hamil.
Kehidupan ibu dan bayi terkait sangat erat. Tapi Gates mengatakan bidan atau pekerja kesehatan masyarakat cenderung lebih fokus pada menyelamatkan hidup ibu dalam proses persalinan.
“Mereka melihat banyak ibu meninggal dalam proses persalinan,” ujar Gates. “Sehingga sayangnya seringkali nyawa ibu menjadi hal pertama untuk diselamatkan. Dan ketika mereka ingin menyelamatkan sang bayi yang sudah terlanjur kedinginan, seringkali mereka menggunakan metode yang salah. Mereka menggosok habis lapisan kulit bayi yang berwarna putih (vernix) dan menyebabkan infeksi."
Gates mengatakan salah satu hal yang penting dilakukan adalah membuat para bidan maupun pekerja kesehatan mengerti bahwa mereka harus fokus untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi pada saat yang bersamaan.
Sebuah analisa yang diterbitkan oleh jurnal Inggris, The Lancet, menunjukkan bahwa kemajuan dalam mengurangi kematian bayi tertinggal jika dibandingkan dengan upaya penyelamatan nyawa balita. Hampir di seluruh wilayah di dunia, lebih dari setengah angka kematian anak adalah kematian bayi.
Lancet mencatat bahwa penyelamatan bayi bukan hanya hal simpatik untuk dilakukan, tapi juga bisa memberikan keuntungan ekonomi. Setiap 1 dollar yang diinvestasikan memberikan keuntungan ekonomi sebesar 9 dollar.
Melihat tingginya angka kematian bayi, Gates berharap WHO dapat mengeluarkan rencana kerja untuk mencegah kematian bayi di akhir minggu ini. Dengan begitu, para menteri kesehatan bisa dengan cepat mengimplementasikan rencana kerjanya dan menyelamatkan nyawa para bayi.
Dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Melinda mengatakan kepada para jurnalis, lima cara murah untuk menyelamatkan nyawa bayi yang efektif, di antaranya pemberian ASI, melakukan metode tindak penyelamatan bayi, mencegah dan menangani infeksi, dan pemberian kangaroo care atau kontak kulit antar bayi, khususnya bayi premature, dengan sang ibu.
Beberapa Kemajuan
Gates mengatakan, Ethiopia, Rwanda, dan Nepal telah mengaplikasikan lima cara di atas dengan hasil yang cukup sukses.
“Hanya dengan seorang penyuluh kesehatan dan pekerja kesehatan masyarakat yang mereka miliki, mereka mampu menekan angka kematian pada balita maupun bayi yang baru lahir,” ujar Gates. “Jadi kesuksesan ketiga negara tersebut bisa dijadikan contoh oleh negara Afrika lain dan negara lainnya di dunia.”
Gates melaporkan bahwa angka kematian bayi yang baru lahir di Ethiopia telah merosot sebanyak 28 persen dalam enam tahun terakhir sejak mereka menggunakan metode penanganan bayi tersebut.
Sebagai bagian dari tujuan pembangunan millennium (MDGs) milik PBB, telah dicapai kemajuan dalam menekan angka kematian ibu hamil dan balita. Tapi WHO melaporkan kasus, angka kematian bayi tertinggi ada di wilayah Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara setiap tahunnya, dan India, Nigeria dan Pakistan berada di urutan teratas.
Kematian Ibu Hamil
Gates mengatakan, isu kematian bayi sempat terlantar karena adanya perhatian lebih terhadap isu kematian ibu hamil.
Kehidupan ibu dan bayi terkait sangat erat. Tapi Gates mengatakan bidan atau pekerja kesehatan masyarakat cenderung lebih fokus pada menyelamatkan hidup ibu dalam proses persalinan.
“Mereka melihat banyak ibu meninggal dalam proses persalinan,” ujar Gates. “Sehingga sayangnya seringkali nyawa ibu menjadi hal pertama untuk diselamatkan. Dan ketika mereka ingin menyelamatkan sang bayi yang sudah terlanjur kedinginan, seringkali mereka menggunakan metode yang salah. Mereka menggosok habis lapisan kulit bayi yang berwarna putih (vernix) dan menyebabkan infeksi."
Gates mengatakan salah satu hal yang penting dilakukan adalah membuat para bidan maupun pekerja kesehatan mengerti bahwa mereka harus fokus untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi pada saat yang bersamaan.
Sebuah analisa yang diterbitkan oleh jurnal Inggris, The Lancet, menunjukkan bahwa kemajuan dalam mengurangi kematian bayi tertinggal jika dibandingkan dengan upaya penyelamatan nyawa balita. Hampir di seluruh wilayah di dunia, lebih dari setengah angka kematian anak adalah kematian bayi.
Lancet mencatat bahwa penyelamatan bayi bukan hanya hal simpatik untuk dilakukan, tapi juga bisa memberikan keuntungan ekonomi. Setiap 1 dollar yang diinvestasikan memberikan keuntungan ekonomi sebesar 9 dollar.