Para ilmuwan kini membangun model-model komputer untuk memahami bagaimana sistem yang rumit seperti lalu lintas, cuaca atau perkembangan kanker. Simulasi situasi di dunia nyata ini biasanya membutuhkan puluhan ilmuwan yang bekerja selama berbulan-bulan. Namun pendekatan baru untuk membangun model semacam itu, bersamaan dengan adanya kemajuan baru dalam kecerdasan buatan, mungkin akan mempercepat proses ini secara signifikan.
Para ilmuwan di Defense Advanced Research Projects Agency – atau lebih dikenal dengan DARPA – mencoba menjawab pertanyaan yang menimbulkan dampak pada orang di seluruh dunia, yaitu : proses molekuler mana yang menyebabkan perkembangan sel kanker?
Membuat model komputer dari proses itu dibutuhkan untuk mengetahui dan mensitesiskan pengetahuan yang terkumpul pada 300 ribu makalah medis. Tim peneliti membutuhkan puluhan tahun untuk melakukan hal ini, oleh karena itu para ilmuwan kini mengembangkan sebuah program komputer untuk melakukannya.
Paul Cohen, pakar ilmu komputer di Universitas Pittsburg mengatakan, “Orang mampu membangun mesin yang bisa membaca kalimat-kalimat dalam literature biologi kanker, mengubahnya menjadi representasi linguistik, semantik dan biologis, menghasilkan simulator dan mensimulasikan biologi aktual, mengalihkannya dari bahasa Inggris ke simulasi biologi tanpa campur tangan manusia.”
Pengalaman yang didapat dalam sejumlah proyek DARPA mendorong otorita berwenang di Universitas Pittsburg untuk membuka departemen baru dengan pendekatan interdisiplin radikal guna mengajar ilmu komputer.
The School of Computing and Information kini mengajar para siswa untuk menjadi polymath, yaitu ilmuwan yang bisa membaca kemiripan dalam faktor-faktor yang beranekaragam yang terkait dengan satu masalah saja.
Misalnya merancang jaringan bis sekolah yang melibatkan pemikiran tentang biaya energi, bagaimana suatu rute akan membantu siswa sampai ke sekolah, dan bagaimana pengaruhnya terhadap pemugaran dan banyak faktor lainnya.
“Kapan pun Anda mencoba membangun suatu model yang rumit, sebuah proses dunia nyata, ia cenderung melibatkan orang dari berbagai disiplin ilmu. Sepertinya itu fokus yang bagus untuk sekolah, jadi misi sekolah itu adalah menjadi model dan mengatur sistem interaksi yang rumit,” lanjut Cohen.
Paul Cohen mengatakan lulusan sekolah itu harus bisa mengenali kesamaan bidang yang berbeda. Dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan, pendekatan baru ini dapat secara signifikan mempercepat pembangunan model komputer dari sistem interaksi yang rumit tersebut. [em/al]